Bisnis.com, JAKARTA - Kenaikan harga rumah non subsidi akibat melonjaknya harga bahan bangunan dapat menyebabkan migrasi konsumen kelas menengah ke rumah yang lebih murah, termasuk rumah subsidi.
Pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Sudaryatmo menilai kenaikkan harga rumah lebih cepat daripada kenaikkan pendapatan konsumen.
"Kenaikan harga yang sangat cepat mengakibatkan konsumen tidak dapat mengakses, karena harga rumah melebihi kemampuan mencicil mereka," terang Sudaryatmo kepada Bisnis, Selasa (17/05/2022).
Jika harga rumah semakin melambung, umumnya konsumen akan beralih ke rumah yang lebih murah. Menurutnya, konsumen kelas menengah bisa saja membeli rumah subsidi yang seharusnya ditujukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"Karena keterbatasan lahan, rumah subsidi dibangun jauh dari pusat kota, sehingga menambah beban ongkos transportasi bagi MBR, tuturnya.
Akibat tingginya ongkos transportasi tersebut, MBR urung memiliki rumah subsidi tersebut.
Baca Juga
"Jadi, kalau harga rumah komersil naik, kelas menengah yang akan membeli rumah subsidi, karena mereka mampu membayar ongkos transportasi ke pusat kota," pungkas Sudaryatmo.