Bisnis.com, JAKARTA- Penurunan impor komoditas mesin/peralatan mekanis dan bagiannya menjadi faktor terbesar yang berkontribusi terhadap lesunya impor non migas RI pada periode April 2022.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Selasa (17/5/2022), impor mesin dan peralatan pada April 2022 turun 17,68 persen secara month-to-month (mtm) dengan nilai US$483,4 juta.
Sementara itu, pada Maret 2022 nilai impor mesin/peralatan mekanis dan bagiannya mencapai sekitar US$568,86 juta. Keduanya memiliki kontribusi terhadap terhadap impor non migas Indonesia sebesar 3,03 persen secara keluruhan.
Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan penurunan terbesar diikuti oleh besi dan baja senilai US$252,1 juta (18,23 persen), kendaraan dan bagiannya senilai US$201,0 juta (22,95 persen).
"Kemudian, bijih logam, terak, dan abu senilai US$173,9 juta (70,68 persen), serta gula dan kembang gula senilai US$164,4 juta (36,68 persen)," jelasnya dalam konferensi pers daring, Selasa (17/5/2022).
Dalam lingkup yang lebih luas, nilai impor nonmigas Indonesia pada April 2022 mencapai US$15.949,8 juta atau turun 13,65 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Baca Juga
Penurunan tersebut paling besar kontribusinya terhadap realisasi nilai impor Indonesia pada April 2022 mencapai US$19.763,7 juta atau turun US$2.198,7 juta (10,01 persen) dibandingkan dengan Maret 2022.
Kondisi tersebut terutama dipengaruhi oleh turunnya nilai impor dari beberapa negara utama seperti Thailand yaitu sebesar US$359,1 juta (29,95 persen), Jepang sebesar US$317,4 juta (18,66 persen), dan India sebesar US$280,9 juta (33,12 persen).
Dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, impor dari 13 negara utama selama Januari–April 2022 naik sebesar US$8.206,6 juta (19,42 persen).
Peningkatan nilai impor terutama berasal dari China, yaitu senilai US$4.315,2 juta (26,02 persen), Jepang sebesar US$1,261 juta (28,90 persen), dan Thailand sebesar US$1.223,5 juta (43,98 persen).