Bisnis.com, JAKARTA - Chief Executive Officer (CEO) Indonesia Investment Authority (INA) Ridha D. M. Wirakusumah mengungkapkan ada beberapa tantangan investasi langsung yang akan dihadapi Indonesia sepanjang 2022 dan 2023.
Salah satunya adalah mencari tujuan investasi yang betul-betul bisa menjanjikan nilai imbal balik yang sesuai dengan risk, namun juga dapat membantu perkembangan Indonesia.
"Memang salah satu tantangan terbesar itu bagaimana kita bisa pintar-pintar mencari tujuan investasi yang tepat. Makanya kita sudah ada planing dengan membagi-bagi sektor prioritas. Sudah ada deal-deal pun kita masih harus bekerja keras," kata Ridha saat ditemui Bisnis pada Jumat (13/5/2022).
Dia mengungkapkan sektor prioritas tersebut yaitu infrastruktur, digital, health care dan energi baru terbarukan (EBT). Kemudian, keuangan, logistik, tourism dan properti.
Tantangan lainnya, kata dia, yaitu meyakinkan investor. Ridha mengakui tak mudah untuk meyakinkan investor agar berkomitmen secara jangka panjang di Indonesia.
"Sebetulnya cari duit dari luar bukan tugasnya INA benar-benar. Itu kan tugas Kementerian, kalau kita kan Lembaga Pengelola Investasi, bukan Lembaga Pencari Investasi. Cuman akhirnya jadi keseret," ungkapnya.
Salah satunya adalah mencari tujuan investasi yang betul-betul bisa menjanjikan nilai imbal balik yang sesuai dengan risk, namun juga dapat membantu perkembangan Indonesia.
"Memang salah satu tantangan terbesar itu bagaimana kita bisa pintar-pintar mencari tujuan investasi yang tepat. Makanya kita sudah ada planing dengan membagi-bagi sektor prioritas. Sudah ada deal-deal pun kita masih harus bekerja keras," kata Ridha saat ditemui Bisnis pada Jumat (13/5/2022).
Dia mengungkapkan sektor prioritas tersebut yaitu infrastruktur, digital, health care dan energi baru terbarukan (EBT). Kemudian, keuangan, logistik, tourism dan properti.
Tantangan lainnya, kata dia, yaitu meyakinkan investor. Ridha mengakui tak mudah untuk meyakinkan investor agar berkomitmen secara jangka panjang di Indonesia.
"Sebetulnya cari duit dari luar bukan tugasnya INA benar-benar. Itu kan tugas Kementerian, kalau kita kan Lembaga Pengelola Investasi, bukan Lembaga Pencari Investasi. Cuman akhirnya jadi keseret," ungkapnya.
INA sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia pertama kali didirikan pada November 2020, bersamaan dengan disahkannya Undang-undang Cipta Kerja. Sebagaimana diketahui, INA memiliki misi untuk membangun kekayaan negara untuk generasi mendatang dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.