Bisnis.com, JAKARTA - Saudi Aramco mengambil alih posisi Apple Inc., sebagai perusahaan dengan valuasi tertinggi di dunia karena didorong lonjakan harga minyak dan kenaikan inflasi yang mengurangi permintaan saham teknologi.
Aramco di perdagangkan mendekati level tertingginya pada Rabu (11/5/2022) dengan kapitalisasi pasar sekitar US$2,43 triliun, melampaui Apple untuk pertama kalinya sejak 2020.
Pada saat yang sama, saham produsen iPhone ini turun 5,2 persen menjadi US$146,5 per saham, menjadikan valuasinya US$2,37 triliun.
Kenaikan harga minyak yang menguntungkan bagi Aramco telah memperburuk tingkat inflasi yang telah menekan Federal Reserve untuk mengerek suku bunga acuan.
Semakin tinggi suku bunga, semakin banyak pula investor yang mengurangi nilai arus pendapatan masa depan dari emiten perusahaan teknologi sehingga harga saham tergencat.
"Anda tidak dapat membandingkan Apple dan Saudi Aramco dalam hal bisnisnya atau fundamentalnya, tetapi prospek bagi komoditas telah meningkat. Mereka adalah penerima manfaat dari inflasi dan pasokan yang ketat,” kata Kepala Investasi Tower Bridge Advisors James Meyer.
Ahli strategi portofolio senior Ingalls & Snyder Tim Ghriskey mengatakan dengan kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed hingga 150 basis poin pada tahun ini dan belum terlihatnya resolusi dari konflik di Ukraina, emiten teknologi tampaknya masih butuh waktu untuk kembali mendominasi.
"Ada kepanikan menjual pada nama [emiten] teknologi dan nama besar lainnya. Uang yang keluar tampaknya dialihkan ke [emiten] energi, yang kini memiliki prospek bagus karena harga komoditas," ujarnya.
Pada awal tahun ini, Apple berhasil mencapai kapitalisasi pasar hingga US$3 triliun, selisih sekitar US$1 triliun dengan Aramco. Namun, Apple terus merosot hingga 20 persen dan Aramco naik 28 persen.