Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada April 2022 mencapai 0,95 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono menyampaikan, tingkat inflasi pada April 2022 jika dikaitkan dengan periode Ramadan dan jelang Lebaran, merupakan yang tertinggi sejak 2017 pada periode yang sama.
"Inflasinya cukup tinggi karena pemerintah sudah mengizinkan melakukan mudik ditambah dengan tekanan eksetrnal, yaitu kondisi harga pangan dan energi yang semakin tinggi, ini mendorong inflasi bulan April 2022 di 0,95 persen," ungkapnya dalam konferensi pers, Senin (9/5/2022).
Jika melihat kebelakang, terutama pada periode Ramadan dan jelang Lebaran, inflasi tertinggi berikutnya terjadi di 2017 dimana inflasi mencapai 0,69 persen, diikuti 2019 mencapai 0,68 persen dan 2018 sebesar 0,59 persen.
Selain itu Margo mengatakan, sebelum terjadinya pandemi, inflasi tercatat cukup tinggi pada 2017 hingga 2019.
Namun, memasuki masa krisis pandemi Covid-19 pada 2020 lalu dimana pemerintah memberlakukan PSBB dan pelarangan mudik, Margo mengatakan pola inflasinya berbeda.
Baca Juga
"Tetap ada inflasi tapi tidak setinggi periode sebelum krisis, yaitu terjadi inflasi 0,18 persen di 2020," ungkapnya.
Demikian pula di 2021, dengan adanya kebijakan PPKM Mikro dan pelarangan mudik, inflasi pada periode Ramadan dan jelang Lebaran mencapai 0,32 persen.
Namun, dengan diizinkannya mudik yang memicu peningkatan demand dari masyarakat dan peningkatan harga komoditas di level internasional, mendorong inflasi pada April 2022 di 0,95 persen.