Bisnis.com, JAKARTA -- Pelita Air Services (PAS) resmi mengudara pada momentum menjelang libur lebaran 2022 pada 28 April 2022 menawarkan layanan di kelas medium.
"Sejalan dengan periode Lebaran 2022, kami berikan kapasitas untuk masyarakat dengan harga terjangkau. Jadi kan ini ada keterbatasan kapasitas. Saat ini tarifnya Rp1,68 juta one way," kata Direktur Utama Pelita Air Dendy Kurniawan Kamis (28/4/2022).
Dendy memaparkan secara bertahap pihaknya telah membuka rute menuju ke Bali terlebih dahulu. Sementara untuk destinasi selanjutnya yang sedang direncanakan adalah Yogyakarta. Sejauh ini ,kata dia, untuk pembukaan rute ke dua menuju Yogyakarta juga akan dilakukan pada tahun ini karena sudah mengantongi izin terkait slot dan rute tersebut.
Menurutnya, sesuai dengan arahan penugasan dari Kementerian BUMN, Pelita hanya akan melayani rute-rute domestik.
"Jadi kami kuatkan frekuensi dulu di Denpasar. Ini kan baru sekali, kita tambah frekuensi dulu ke Denpasar. Baru nanti tebang ke destinasi domestik yang baru," imbuhnya.
Dalam penerbangan perdananya, tercatat kapasitas penumpang mencapai 109 orang dari total ketersediaan 180 kursi. Kendati memang tingkat keterisian penumpang belum penuh karena masih berupa penerbangan perdana, Dendy optimistis jumlah penumpang kedepannya akan semakin tinggi.
Baca Juga
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai Indonesia sebagai negara kepulauan memang lebih baik berstrategi menguatkan penerbangan domestik. Alasannya, pasar domestik penerbangan dapat turut serta membangun pertumbuhan ekonomi domestik itu harus dijaga dan dibangun.
Sebagai negara kepulauan dengan jumlah penduduk hampir mencapai 273 juta, Erick menekankan kue ekonomi penerbangan domestik sebelum Pandemi Covid-19 mencapai Rp1.400 triliun. Kue ekonomi tersebut berasal dari pariwisata, perjalanan dinas, dan lainnya. Angka kue pasar domestik ini jauh berbeda dengan Internasional yang hanya Rp300 triliun.
"Apa kita mau jadi bangsa gaya-gayaan? Karena terbang ke luar negeri jadi keren," tuturnya.
Menurutnya hal terpenting dalam pemulihan industri penerbangan adalah kesejahteraan dan pembukaan lapangan kerja dalam negeri.
"Dengan situasi saat ini belum normal, dan harga tiket mahal sekali di mana-mana. Kembali, BUMN intervensi, ketika ketidakseimbangan terjadi. Maka kita luncurkan Pelita Air untuk balance market," tekannya.
Erick mengingatkan bahwa Pelita harus dikelola dengan prinsip GCG tidak seperti yang lain. Dengan demikian manajemen Pelita harus profesional.