Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelita Air Resmi Mengudara, Bagaimana Nasib Garuda (GIAA)?

Beroperasinya Pelita Air di tengah proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang dilakukan oleh PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) bisa menjadi alternatif bagi masyarakat di tengah mahalnya tarif pesawat.
Pelita Air menggunakan pesawat A320./ Dok. Istimewa
Pelita Air menggunakan pesawat A320./ Dok. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) buka suara soal nasib PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) pasca beroperasinya secara perdana Pelita Air Services, Kamis (28/4/2022).

Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan pasar penerbangan domestik di Indonesia masih besar sehingga tidak mungkin dimonopoli ataupun dilakukan oligopoli oleh segelintir kelompok atau kalangan. Dia berpendapat dengan beroperasinya Pelita Air di tengah proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) yang dilakukan oleh PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) bisa menjadi alternatif bagi masyarakat di tengah mahalnya tarif pesawat.

"Sama dengan kondisi Garuda sekarang yang di-PKPU, kan belum putus. Lalu, harga tiketnya mahal, lalu kita diam aja? Kita punya kekuatan sendiri," ujarnya, Kamis (28/4/2022).

Erick menuturkan saatnya BUMN bangkit dari tidur tetapi tetap menjaga keseimbangan ekonomi dan berkompetisi secara sehat.

"Garuda kita tunggu saja PKPU-nya nanti 17 Mei -20 Mei 2022. Dengan harga tiket yang lagi mahal, Pelitalah yang muncul. Toh, domestic flight kita masih ada potensi," imbuhnya.

Selain potensi penerbangan domestik yang dapat ditangkap oleh Pelita Air, Erick juga merasa senang karena Pelita bisa bernegosiasi dengan baik kepada lessor dan mendapatkan harga sewa pesawat jauh lebih murah dibandingkan dengan maskapai swasta lainnya

"Nanti kita bisa lihat soal biaya pesawatnya pada akhir tahun ada laporan keuangan, itu bisa kelihatan percentage dibandingkan total operasi. Itu bisa kita lihat," tekannya.

Menurutnya tarif sewa yang kompetitif saat ini juga tidak lepas dari kondisi pasar yang masih terdampak pandemi Covid-19.

Ketika dikonfirmasi terkait dengan tarif sewa yang lebih murah tersebut, Direktur Utama Pelita Air Dendy Kurniawan menjelaskan harga sewa kepada lessor bervariasi setial tahunnya sesuai dengan tipe dan tahun pembuatan dari manufaktur pesawat.

"Soal tarif sewa ini nggak bisa saya sebut satu angka. Saya nggak tahu di airline lain berapa. Tapi jelas ini kompetitif kalau dibandingkan lessor lain," tekannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper