Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia meyakini bahwa pemangku kepentingan internasional menilai stabilitas makro ekonomi Indonesia terjaga dengan baik, tercermin dari naiknya outlook Indonesia menjadi stabil oleh lembaga pemeringkat Standard and Poor's atau S&P.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan bahwa pihaknya menyambut positif revisi ke atas outlook Indonesia oleh S&P. Naiknya outlook terjadi karena perbaikan posisi eksternal ekonomi, konsolidasi kebijakan fiskal secara gradual, dan pemulihan ekonomi.
"Di tengah peningkatan risiko global yang berasal dari tensi geopolitik Rusia-Ukraina, perlambatan ekonomi global, dan peningkatan tekanan inflasi, pemangku kepentingan internasional tetap memiliki keyakinan yang kuat atas terjaganya stabilitas makro ekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia," ujar Perry pada Kamis (28/4/2022).
Menurutnya, sinergi bauran kebijakan antara Bank Indonesia dan pemerintah turut andil dalam menjaga stabilitas perekonomian, terutama saat pandemi Covid-19.
Perry menyebut bahwa Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan, baik secara global maupun domestik.
"Bank Indonesia akan merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta terus memperkuat sinergi dengan pemerintah untuk mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional," katanya.
S&P memperkirakan perbaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terakselerasi pada 2022, seiring dengan percepatan program vaksinasi dan normalisasi aktivitas ekonomi secara bertahap.
Di sisi eksternal, cadangan devisa Indonesia terus meningkat dan mencatatkan rekor tertinggi pada Februari 2021 sebagai dampak dari penurunan impor dan kebijakan nilai tukar yang fleksibel. S&P memandang kemampuan Indonesia untuk memenuhi kewajiban utang luar negeri tetap terjaga didukung kebijakan kehati-hatian dalam pengelolaan risiko utang luar negeri korporasi.