Bisnis.com, JAKARTA - Pertikaian miliarder Elon Musk dengan Direktur Pelaksana Dana Investasi Publik (PIF) Arab Saudi Yasir Al-Rumayyan melalui pesan singkat terungkap pada persidangan gugatan investor Tesla Inc., setelah upaya privatisasi pada 2018.
Dilansir Bloomberg pada Senin (25/4/2022), dalam rentetan pesan singkat tersebut mengungkapkan kemarahan Musk terkait dengan salah satu artikel Bloomberg News yang melaporkan bahwa PIF sedang berdiskusi untuk terlibat pada privatisasi Tesla.
"Ini adalah pernyataan yang sangat lemah dan tidak merefleksikan pembicaraan kita di Tesla. Anda mengatakan sangat tertarik untuk menjadikan Tesla privat dan sudah ingin melakukannya sejak 2016," tulis Musk.
"Mohon maaf, tetapi kita tidak bisa bekerja sama," ungkap Musk.
"Terserah Anda Elon," jawab Al-Rumayyan.
"Anda [mencelakai saya]," tulis Musk. "Perlu dua pihak untuk menyelesaikan masalah. Kami belum mendapatkan apapun," ujar Al-Rumayyan.
Baca Juga
Setelah saling membalas, Al-Rumayyan mengatakan kepada Musk bahwa pihaknya tidak dapat menyepakati sesuatu yang informasinya belum cukup.
"[Artikel] ini lemah dan masih membuat saya seperti pembohong. Itu dipenuhi dengan keragu-raguan dan sama sekali tidak menunjukkan minat yang kuat seperti yang Anda tunjukkan langsung," kata Musk.
Pembicaraan dengan PIF Saudi tidak berlanjut, dan Musk melanjutkan proposal dengan perusahaan ekuitas swasta Silver Lake dan Goldman Sachs Group Inc.
Namun, ternyata para investor besar tidak sejalan dengan keinginan Musk. Alhasil, Musk mengubah pikirannya dengan menuangkan ke dalam unggahan di blog Tesla dengan judul Tetap Menjadi Perusahaan Publik.
Kegemparan publik sola privatisasi Tesla sebenarnya dimulai oleh cuitan kontroversial Musk. "Sedang mempertimbangkan untuk menjadikan Tesla privat dengan harga US$420. Pendanaan Dijamin.”
Pemegang saham yang menggugat Musk di pengadilan federal berpendapat bahwa tweet Musk salah besar. Unggahan Musk di Twitter merugikan mereka miliaran dolar di tengah ayunan liar harga saham Tesla.
Persidangan kasus ini masih berlanjut di Pengadilan Distrik AS Distrik Utara California (San Francisco).
Skenario ini tengah berulang setelah Musk mengungkapkan tawaran mengakuisisi seluruh saham Twitter senilai US$43 miliar setelah mencaplok 9 persen sahamnya.
Dia juga telah mengungkapkan telah meraih pendanaan senilai US$46,5 miliar, salah satunya dari Morgan Stanley. Namun, kejadian pada 2018 menggambarkan bahwa Musk juga bisa berubah pikiran.