Bisnis.com, JAKARTA – Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) memproyeksikan subsektor properti jenis pergudangan di Jabodetabek akan menggeliat tahun ini. Hal itu didukung dengan mulai terkendalinya situasi pandemi Covid-19.
Head of Research JLL Yunus Karim menyebutkan pada kuartal I/2022, permintaan properti untuk sektor pergudangan mengalami peningkatan. Investasi pergudangan di kawasan Asia Pasifik mencapai US$48 miliar atau tumbuh 50 persen year on year (yoy) atau meningkat hampir 93 persen dibandingkan dengan 2019 atau periode sebelum pandemi Covid-19.
"Banyak pengembang yang berencana membangun pergudangan dan mendapati tingginya permintaan. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan pergudangan modern di wilayah Jabodetabek terus meningkat,” kata Yunus dalam acara JLL Media Briefing 1Q22, Rabu (20/04/2022).
Menurut Yunus, meningkatnya permintaan pergudangan tidak terlepas dari peningkatan transaksi melalui e-commerce selama masa pandemi.
“Permintaan pergudangan modern didominasi oleh penyedia jasa logistik pihak ketiga serta sejumlah e-commerce yang akan melakukan ekspansi dan menyewa pergudangan di wilayah Jabodetabek,” sambungnya.
Adapun pemilihan lokasi pergudangan oleh konsumen, menurut analisis Yunus, bergantung pada kriteria spesifik yang diterapkannya.
“Dalam pemilihan lokasi, penyedia jasa logistik pihak ketiga biasanya memilih lokasi pergudangan yang berharga terjangkau. Sementara konsumen lain memilih lokasi pergudangan yang tergabung dalam kawasan industri melayani pengguna jasa mereka,” urai Yunus.
Selanjutnya, Yunus menguraikan lokasi pergudangan terkonsentrasi di wilayah timur Jakarta. Pergudangan di wilayah Cikarang berkontribusi sebesar 44 persen, yang merupakan lokasi pergudangan terbanyak di wilayah Jabodetabek.
Bekasi menempati posisi kedua dengan kontribusi sebanyak 21 persen. Di peringkat ketiga ada Jakarta dengan kontribusi sebanyak 15 persen, selanjutnya disusul Karawang sebesar 8 persen, Depok-Bogor sebanyak 7 persen, dan terakhir Tangerang dengan kontribusi 5 persen.
Menurut Yunus, lokasi-lokasi tersebut dekat dengan kawasan industri yang didukung dengan infrastruktur jalan tol yang memadai.
Yunus mencatat tingkat okupansi rata-rata pergudangan di wilayah Jabodetabek masih tinggi, yaitu sebesar 96 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan 2021 yang hanya 94 persen.
Selanjutnya, Yunus memprediksi bahwa akan ada tambahan pasokan pergudangan sebanyak 600.000 meter persegi yang dapat meningkatkan tingkat okupansi.
Selain pergudangan untuk keperluan logistik, Yunus memproyeksikan bahwa permintaan untuk data center akan bertambah pada tahun ini.
“Properti jenis data center mulai menarik minat konsumen domestik dan internasional, sehingga kami proyeksikan permintaannya akan naik,” pungkas Yunus