Bisnis.com, JAKARTA - Tekanan inflasi diperkirakan akan meningkat sejalan dengan adanya periode Ramadan dan Idulfitri yang akan mendorong tingginya permintaan masyarakat.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, naiknya tekanan inflasi pun dikhawatirkan akan meningkat sejalan dengan kenaikan tarif Pajak pertambahan Nilai (PPN) dan harga BBM jenis Pertamax.
“Ditambah dengan kenaikan PPN dan harga Pertamax, hal tersebut tentu akan menambah tekanan inflasi,” katanya kepada Bisnis, baru-baru ini.
Faisal pun memperkirakan, tingkat inflasi pada tahun ini berpotensi mencapai kisaran 4 persen, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
“Saat ini kami sedang merevisi forecast inflasi 2022 kami. Sekarang kami melihat inflasi bisa menyentuh kisaran 4 persen di akhir tahun,” jelasnya.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa pihaknya optimis laju inflasi akan terkendali pada kisaran 2 hingga 4 persen pada tahun ini.
Baca Juga
Dia mengatakan, tekanan dari ketegangan geopolitik Rusia dan Ukraina memang telah memberikan dampak pada kenaikan harga komoditas pangan di dalam negeri, di samping komoditas energi.
Tercatat, tingkat inflasi pada Maret 2022 telah mencapai 2,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
“Keseluruhan asesmen kami sejauh ini, kami masih confident, inflasi masih bisa terjaga di sasaran 2-4 persen,” kata dia.
Perry mengatakan, BI masih akan terus mengkaji kenaikan harga barang ke depannya dan dampak rambatannya, terutama pada inflasi inti.