Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi 2022 Bakal Melonjak hingga ke Level 3,82 Persen, Dampak PPN 11 Persen Minim

Danareksa Research Institute (DRI) memperkirakan inflasi di tahun 2022 akan meningkat antara 3,47 hingga 3,82 persen secara tahunan (yoy).
Presiden Jokowi meninjau ketersediaan dan harga kebutuhan pokok di Pasar Rakyat di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, pada Rabu, 30 Maret 2022 / Istimewa.
Presiden Jokowi meninjau ketersediaan dan harga kebutuhan pokok di Pasar Rakyat di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah, pada Rabu, 30 Maret 2022 / Istimewa.

Bisnis.com, JAKARTA - Danareksa Research Institute (DRI) memperkirakan inflasi di tahun 2022 akan meningkat antara 3,47 hingga 3,82 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Kepala Ekonom DRI Rima Prama Artha menyampaikan, meskipun terjadi peningkatan yang cukup tinggi, inflasi berada di rentang yang ditargetkan oleh Bank Indonesia yaitu pada kisaran 2 hingga 4 persen pada 2022.

Lebih lanjut dia menyampaikan, inflasi inti diperkirakan berada di kisaran 3,54 hingga 3,90 persen pada 2022, diikuti inflasi komponen harga yang diatur oleh pemerintah (Administered Prices) di kisaran 2,59 hingga 2,85 persen dan inflasi komponen bergejolak (volatile food) di kisaran 3,99 hingga 4,39 persen.

Inflasi yang meningkat tersebut kata Rima dipengaruhi oleh kenaikan harga beberapa komoditas makanan pokok dan energi antara lain BBM non subsidi seperti Pertamax, minyak goreng dan LPG non subsidi.

Tak hanya itu inflasi yang meningkat tersebut juga dipengaruhi oleh naiknya tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 11 persen.

"Kami juga melakukan simulasi ya dampak dari PPN menjadi 11 persen bisa meningkatkan inflasi namun tidak besar hanya sekitar 0,2 sampai dengan 0,4 persen," kata dia dalam talkshow Tinjauan Ekonomi, Keuangan dan Fiskal, dikutip Jumat (15/4/2022).

Rima juga memprediksi produk domestik bruto (PDB) di kuartal I/2022 masih cukup positif, yakni berada di kisaran 4,7 sampai 5,21 persen. Sementara secara tahunan, PDB di 2022 berada di 4,66 hingga 5,31 persen yoy dan akan terus meningkat di 2023.

Kemudian untuk suku bunga, dia mengatakan, karena adanya tekanan pengetatan moneter di seluruh dunia, Rima memproyeksi suku bunga mulai kuartal III/2022 dan kuartal IV/2022 mungkin akan mengalami peningkatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper