Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) memperkirakan tekanan inflasi dari sisi harga akan meningkat pada Mei dan Agustus 2022 mendatang.
Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Umum (IEH) yang tercatat sebesar 141,3 pada Mei 2022.
“Lebih tinggi dibandingkan 139,1 pada bulan sebelumnya, sejalan dengan pola historis kenaikan harga saat HBKN Idulfitri,” tulis BI dalam Laporan Survei Penjualan Eceran, Senin (11/4/2022).
Sejalan dengan itu, tekanan inflasi pada Agustus 2022 juga diproyeksi meningkat, dengan IEH sebesar 132,4, naik dari 129,8 pada bulan sebelumnya.
Adapun, pada bulan ini, BI memperkirakan tingkat inflasi akan meningkat sebesar 0,68 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).
Dengan demikian, inflasi secara tahun kalender diperkirakan sebesar 1,89 persen (year-to-date/ytd), dan secara tahunan sebesar 3,20 persen (year-on-year/yoy), pada April 2022.
Baca Juga
BI mencatat, komoditas utama penyumbang inflasi pada April 2022 sampai dengan minggu pertama adalah minyak goreng sebesar 0,24 persen mtm, bensin 0,18 persen mtm, daging ayam ras 0,08 persen mtm, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,04 persen mtm.
Di samping itu, beberapa komoditas yang juga menyumbang inflasi adalah cabai merah dan telur ayam ras masing-masing sebesar 0,03 persen mtm, serta sabun detergen bubuk/cair 0,02 persen mtm.