Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal meminta pemerintah untuk mengusut tuntas penyelewengan yang terjadi pada alur distribusi minyak goreng subsidi yang membuat harga komoditas strategis itu tetap tertahan tinggi hingga pekan ini.
“Masalah intinya masih sama dengan kebijakan sebelumnya ada hambatan di jalur distribusi dari produsen ke konsumen pasokan cukup sebenarnya tetapi begitu sampai ke konsumen ini malah langka,” kata Faisal melalui pesan suara, Senin (11/4/2022).
Menurut Faisal, jalur distribusi minyak goreng subsidi yang belakangan terhambat itu mengakibatkan harga belum turun pada ketetapan harga eceran tertinggi atau HET yang dipatok pemerintah sebesar Rp14.000.
Dia berharap pemerintah dapat mengambil penegakan hukum yang terukur dari sejumlah modus penyelewengan minyak goreng hasil subsidi dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
“Harus ada kontrol kalau belum dilakukan perbaikan berarti memang kesulitan dalam penindakannya ini menunjukan pemerintah tidak mampu menegakan walaupun sudah ada praktik-praktik menyimpang,” kata dia.
Kementerian Industri (Kemenperin) mengakui adanya penyelewengan penggunaan minyak goreng subsidi setelah disalurkan ke distributor yang mengakibatkan harga komoditas strategis itu tertahan tinggi hingga pekan ini.
Baca Juga
Kendati demikian, Kemenperin tetap berfokus untuk menggenjot kapasitas produksi di tengah permintaan masyarakat yang kembali pulih pada tahun ini.
“Penyelewengan di distributor mungkin saja itu ada, permainan misalkan dari distributornya balik lagi ke pabriknya diolah lagi atau dari distributornya dikemas ulang untuk menjadi kemasan sederhana atau premium, tapi kami fokus untuk produksinya dahulu,” kata Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri melalui sambungan telepon, Senin (11/4/2022).
Febri menuturkan laporan ihwal penyelewengan itu diterima Kemenperin dari Satuan Tugas (Satgas) Pangan Badan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia (Bareskrim Polri). Malahan, Febri menambahkan, minyak goreng subsidi itu juga belakangan dijual kembali untuk pasar ekspor.
Berdasarkan data milik otoritas perdagangan per 11 April 2022, harga minyak goreng curah berada di angka Rp18.200 per liter atau naik 13,75 persen dibandingkan dengan bulan lalu di tingkat pengecer secara nasional. Peningkatan harga itu juga masih berlanjut pada minyak goreng kemasan premium yang bertengger di posisi Rp26/300 per liter atau naik 41,40 persen secara bulanan.
Sementara, harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dumai berada di angka Rp13.801 per liter atau turun 5,03 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Di sisi lain, CPO Rotterdam naik 10,31 persen secara bulanan di angka US$1.445 per ton.
Adapun stok indikatif untuk komoditas minyak goreng secara keseluruhan mencapai 628.580 ton secara nasional dengan ketahanan sekitar 1,49 bulan. Otoritas perdagangan mencatat kebutuhan minyak goreng mencapai 422.000 ton per bulan.