Bisnis.com, JAKARTA – Rencana maskapai baru Black Stone Airlines melebarkan sayap ke pasar umrah dan haji di Indonesia tak mudah direalisasikan.
Pemerhati penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (JAPRI) Gerry Soejatman menilai untuk penerbangan Haji pada 2022, masih hanya akan dilayani oleh Garuda Indonesia dan Saudia saja karena maskapai penerbangan Haji haruslah yang berpengalaman. Menurutnya, RGA Black Stone masih belum punya jejak rekam pelayanan penerbangan penumpang.
Gerry pun mencontohkan rekam jejak maskapai lain yang selama ini mengoperasikan pesawat untuk penerbangan haji di Indonesia. Sejumlah maskapai tersebut, di antaranya seperti Lion Air dan Indonesia Air Asia X pada akhirnya tidak bisa mengoperasikannya.
Bahkan, kedua operator swasta tersebut pada akhirnya sempat terbang melayani haji tetapi untuk negara lain. Selain keduanya, lanjut Gerry, juga ada Batavia Air yang hanya sempat menerbangkan Umrah dengan Airbus A330.
Oleh karena itu, Gerry menilai masih memerlukan waktu yang cukup lama bagi maskapai baru untuk melayani penerbangan Umrah. Pasalnya, maskapai yang mau menerbangkan jemaah ke Tanah Suci juga harus lulus audit dari regulator di Saudi Arabia. Kondisi ini tercermin dari Garuda Indonesia dan Saudia Airlines yang memiliki track record memadai dan telah lulus audit dari regulator Saudi Arabia
“Maskapai yang mau masuk ke pasar Umrah, baiknya membangun pengalamannya di penerbangan penumpang terlebih dahulu sebelum menargetkan kapan mereka rencana terbang Umrah, sekalian lulus audit dari regulator Saudi Arabia, serta lulus dari audit IOSA. Ini semua akan memakan waktu,” ujarnya, Senin (11/4/2022).
Baca Juga
Menurutnya, pasar Umrah dan Haji memang menggiurkan tetapi juga tidak mudah. Kepastian keberangkatan penumpang juga seringkali tergantung dengan persetujuan visa yang mendekati hari-hari akhir rencana penerbangan. Selain itu, lanjutnya, penolakan visa penumpang juga banyak terjadi.
Ketidakpastian ini tentu bisa menggerus modal maskapai karena jumlah penumpang yang bisa diberangkatkan juga tidak menentu.
Selama ini, paparnya, Garuda dan Saudia juga sering mengoperasikan pesawat yang disewa dari maskapai lain untuk kepentingan Haji. Dia pun memperkirakan pada tahun ini apabila Garuda mengalami kekurangan kapasitas dalam melayani penerbangan Haji, bisa menyewa pesawat dari maskapai lain. Maskapai ini biasanya maskapai charter atau sewa dari Eropa.
“Namun memang persoalannya untuk tahun ini, kalau Haji dibuka penuh, apakah Garuda bisa membayar sewa pesawat untuk Haji jika harus menyewa pesawat tambahan,” imbuhnya.
Berdasarkan data PT Angkasa Pura II (persero) atau AP II penerbangan internasional di Bandara Soekarno-Hatta sendiri saat ini berada dalam tren meningkat. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin menjelaskan pada periode 1 April 2022 - 6 April 2022, jumlah pergerakan penumpang internasional di Bandara Soetta mencapai 83.284 penumpang.
Angka tersebut, kata dia, meningkat hampir 60 persen dibandingkan dengan pada 1 Maret - 6 Maret 2022 sebanyak 52.400 penumpang. Pergerakan penerbangan tersebut meningkat 8 persen atau dari 598 naik ke 648 penerbangan. Sementara itu, jumlah pergerakan penumpang khusus penerbangan umrah pada periode 1 - 6 April 2022 mencapai 26.106 penumpang.
“Bandara Soekarno-Hatta pada 1-6 April ini setiap harinya rata-rata melayani 108 penerbangan internasional dengan 13.880 penumpang internasional. AP II bersama stakeholder berkoordinasi erat dan memastikan kesiapan fasilitas guna memastikan kelancaran penerbangan internasional,” ujarnya, Kamis (7/4/2022).
Dia menjelaskan Bandara Soekarno-Hatta sebagai pintu masuk utama Indonesia telah menetapkan berbagai strategi operasi salah satunya adalah penyeimbangan (rebalancing) lalu lintas penerbangan di 3 terminal penumpang pesawat. Dia memaparkan terminal 1 diaktifkan mulai 1 April 2022 untuk penerbangan domestik, ini untuk mendukung Terminal 2 melayani penerbangan domestik dan internasional khususnya umrah. Sementara, Terminal 3 untuk penerbangan domestik dan internasional termasuk maskapai penerbangan asing.