Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Acuan Naik Lagi, ITMG Pertahankan Target Produksi

PT Indo Tambang Raya Megah Tbk (ITMG) mempertahankan panduan produksi batu bara sesuai target produksi 2022 di tengah harga batu bara acuan (HBA) yang naik.
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

Bisnis.com, JAKARTA - PT Indo Tambang Raya Megah Tbk (ITMG) mempertahankan panduan produksi batu bara sesuai target produksi 2022 di tengah naiknya harga batu bara acuan (HBA), akibat naiknya harga batu bara global seiring dengan bergolaknya konflik Rusia dan Ukraina.

Kementerian ESDM baru saja menaikkan Harga Batu Bara Acuan (HBA) April 2022 naik 41,5 persen menjadi menjadi US$288,40 per ton dari sebelumnya US$203,69 per ton. HBA merupakan harga yang dihitung dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Global Coal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya, dengan kualitas setara dengan batu bara kalori 6322 kcal/kg GAR, total moisture 8 persen, total sulphur 0,8 persen, dan ash 15 persen.

Direktur Komunikasi Korporat & Hubungan Investor, Yulius Gozali menyatakan, ITMG akan mempertahakankan produksi batu bara sesuai dengan panduan dan mengutamakan efisiensi dan keunggulan operasional.

“Saat ini, Perusahaan masih mempertahankan target produksi yang sama untuk tahun 2022,” sebut Yulius kepada Bisnis, Senin (11/04/2022).

Yulius mencatatkan, ITMG menargetkan volume produksi pada tahun 2022 sebanyak 17,5 juta ton hingga 18,8 juta ton dan volume penjualan sebesar 20,5 - 21,5 juta ton. Adapun pada tahun 2021, ITMG berhasil membukukan produksi batu bara sebanyak 18,2 juta ton.

Sepanjang tahun 2021, ITMG memproduksi batubara sebesar 18,2 juta ton. Sementara itu, penjualan bersih pada tahun 2021 tercatat sebesar US$2,1 miliar dan marjin laba kotor naik dari 17 persen tahun lalu menjadi 44 persen dengan volume penjualan sebanyak 20,1 juta ton, dengan tujuan ekspor ke China sebesar 5,5 juta ton, Jepang sebanyak 3,1 juta ton, Filipina sebesar 1,8 juta ton, Bangladesh dengan volume 1,3 juta ton, Thailand sebanyak 1,2 juta ton serta negara-negara lain di Asia Timur, Tenggara, Selatan serta Oseania.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper