Bisnis.com, JAKARTA – Harga batu bara melejit 18,8 persen pada minggu lalu. Harga batu bara diproyeksikan akan terus naik pada minggu ini dan melewati level US$ 300 per ton.
Pada perdagangan Jumat (08/04/2022), harga batu bara ditutup menguat 4,2 persen di US$ 299,5 per ton. Ini tersebut adalah yang tertinggi sejak 15 Maret (US$ 303,35 per ton).
Semenjak awal bulan, harga batu bara selalu berada dalam tren penguatan. Secara keseluruhan, harga batu bara melonjak 18,8 persen sepekan lalu. Selama setahun harga batu bara telah menanjak 250,3 persen.
Penyebab melesatnya harga batu bara adalah konflik Rusia dan Ukraina. Ukraina menyatakan serangan udara Rusia menghancurkan bandara di Kota Dnipro, kota keempat terbesar di Ukraina pada hari Minggu (10/04/2022) dan peperangan masih terus berlangsung di Kota di Selatan Ukraina, Mariupol yang telah diserbu Rusia sebelumnya.
“Saya kira babak baru dalam perang akan segera dimulai. Kami tidak tahu berapa banyak persenjataan yang dimiliki Rusia, tetapi kami yakin bahwa persediannya lebih dari yang ada saat ini,” ujar Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, dilansir dari Bloomberg, Senin (11/04/2022).
Serangan tersebut menyebabkan Uni Eropa memberlakukan embargo terhadap batu bara dari Rusia, yang merupakan pemasok utama global, sehingga meningkatkan kekhawatiran atas pasokan dan ketahanan energi.
Baca Juga
Pada hari Jumat, Uni Eropa memberlakukan paket sanksi kelima terhadap Rusia, termasuk larangan impor semua bentuk batu bara Rusia. Ini akan mempengaruhi seperempat dari semua ekspor batu bara Rusia, dengan jumlah kerugian sekitar US$8,7 miliar pendapatan per tahun bagi Rusia, menurut data Komisi Eropa.
Rusia mengekspor lebih dari 200 juta ton batu bara pada tahun 2021, menyumbang 17 persen dari ekspor batu bara global dan hampir 50 juta ton ke Eropa. Misalnya, Jerman mengimpor 55 persen gas alamnya, 50 persen batu baranya, dan 35 persen minyaknya dari Rusia, berdasarkan data dari Kementerian Ekonomi Jerman.
Embargo UE berarti bahwa sekitar 50 juta ton batu bara Rusia perlu menemukan pasar baru, sementara UE juga perlu mencari sumber lain untuk mengisi kesenjangan 50 juta ton, ujar analis bernama Li dari asosiasi industri.
“Untuk kedua belah pihak, kebutuhannya dalam keadaan darurat, yang pasti akan mendongkrak harga batu bara eksportir global. Tapi harga batu bara Rusia mungkin akan turun jika terburu-buru menjual energi. Bagaimanapun, pasar batu bara global menghadapi turbulensi. karena hubungan saat ini antara permintaan dan penawaran terganggu," jelas Li dikutip dari Global Times, Senin (11/04/2022).
Di Indonesia, kenaikan harga batu bara dunia akibat embargo batu bara Rusia ini mengerek naik Harga Batubara Acuan (HBA) bulan April 2022 menjadi US$ 288,40 per ton.