Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi Dampak Perang Rusia-Ukraina, Kemenkeu Siapkan Skenario Kebijakan untuk 3 Bulan ke Depan

Kementerian Keuangan menyiapkan skenario kebijakan fiskal untuk menjaga kondisi perekonomian RI dari dampak konflik Rusia dan Ukraina dalam tiga bulan ke depan.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacariburn
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacariburn

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Keuangan menyusun skenario kebijakan fiskal untuk menjaga kondisi perekonomian jika konflik Rusia dan Ukraina masih terjadi dalam tiga bulan ke depan. Skenario itu akan diperbarui jika konflik terjadi secara berkepanjangan.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menjelaskan bahwa konflik Rusia dan Ukraina memengaruhi harga energi dan komoditas secara global. Hal tersebut dapat berdampak kepada perekonomian Indonesia, baik meningkatkan pendapatan maupun menambah biaya produksi energi.

Pemerintah pun menyusun skenario dalam menghadapi dampak konflik Rusia dan Ukraina itu dalam tiga bulan ke depan. Namun, Febrio menegaskan bahwa siapapun tidak bisa memastikan kapan konflik itu akan selesai.

"Apakah [konflik Rusia dan Ukraina] sudah pasti selesai dalam tiga bulan? Tentu tidak, kami akan lihat risikonya. APBN masih punya fleksibilitas tahun terakhir [sebelum 2023 defisit wajib di bawah 3 persen]," ujar Febrio pada Senin (4/4/2022).

Dia menjelaskan bahwa fleksibilitas APBN menjadi instrumen penting dalam menjaga ekonomi dan konsumsi masyarakat, terutama kalangan miskin dan rentan. Kelompok itu harus mendapatkan perlindungan karena akan terdampak oleh gejolak ekonomi, baik disebabkan oleh pandemi Covid-19 maupun konflik geopolitik seperti saat ini.

"Maka tidak heran, program keluarga harapan atau perlindungan sosial, tanpa ada konflik geopolitik atau kenaikan harga pun kami arahkan ke masyarakat miskin, saat terjadi gejokak kami topang ini 40 persen terbawah [masyarakat miskin]," ujarnya.

Pengajar senior Universitas Indonesia dan Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menilai bahwa pemerintah harus terus mengantisipasi konflik geopolitik di Eropa Timur. Masyarakat dapat terdampak karena konflik itu berpengaruh terhadap harga bahan bakar minyak (BBM) dan sejumlah barang.

"Kalau prepare kebijakan selama tiga bulan, bagaimana ini kalau lebih panjang dari tiga bulan? Ini kan akibatnya meningkatnya inflasi dan harga komiditas yang tinggi," ujar Chatib.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper