Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hindari Gagal Bayar Utang, Rusia Tawarkan Buyback Eurobonds US$2 Miliar

Analis menilai tawaran ini membantu pemegang lokal dari obligasi pemerintah senilai US$2 miliar dan juga meringankan beban pembayaran utang Rusia dengan mata uang asing.
Suvenir boneka matryoshka yang menggambarkan Vladimir Putin, Presiden Rusia di Moskwa, Rusia, Selasa (22/2/2022). /Bloomberg-Andrey Rudakov
Suvenir boneka matryoshka yang menggambarkan Vladimir Putin, Presiden Rusia di Moskwa, Rusia, Selasa (22/2/2022). /Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA - Rusia menawarkan untuk membeli kembali (buyback) obligasi dolar yang jatuh tempo minggu depan dalam mata uang rubel.

Analis menilai tawaran ini membantu pemegang lokal dari obligasi pemerintah senilai US$2 miliar dan juga meringankan beban pembayaran utang dengan mata uang asing.

Kementerian Keuangan Rusia mengungkapkan obligasi Eurobonds yang jatuh tempo pada 4 April 2022 menjadi pembayaran utang terbesar Rusia tahun ini. Pembayaran ini menjadi semakin berat menyusul langkah-langkah Barat untuk memperketat sanksi terhadap negara tersebut atas invasi ke Ukraina dan membekukan Moskow dari akses sistem keuangan internasional.

Obligasi - yang diterbitkan pada 2012 - akan dibeli dengan harga yang setara dengan 100 persen dari nilai nominalnya, kata kementerian itu dalam pernyataannya. Membeli kembali obligasi akan mengurangi ukuran keseluruhan dari obligasi yang beredar saat jatuh tempo pada 4 April 2022.

Namun, belum jelas apakah jumlah yang akan dibeli kembali oleh pemerintah dibatasi dan apa yang akan terjadi pada kepemilikan kreditur yang tidak mau menawarkan obligasinya.

Persyaratan obligasi menentukan bahwa pembayaran harus dilakukan dalam dolar AS. Membayar pada saat jatuh tempo dalam rubel mungkin meningkatkan prospek gagal bayar eksternal pertama di Rusia dalam satu abad terakhir.

Para analis dan investor mengatakan langkah itu kemungkinan dirancang untuk membantu pemegang saham Rusia yang sekarang menghadapi pembatasan dalam menerima pembayaran dalam dolar.

"Ini adalah penawaran tender dan bukan keputusan akhir bahwa obligasi ini akan dibayar dalam rubel. Mungkin, otoritas Rusia ingin mengukur kesediaan investor untuk menerima pembayaran dalam rubel?" kata Analis Kredit Seaport Global Himanshu Porwal.

Tim Ash dari BlueBay Asset Management, yang bukan pemegang obligasi, mengatakan langkah itu adalah bagian dari perlawanan bank sentral dan Kementerian Keuangan Rusia dalam menangkis default (gagal bayar) dan menstabilkan pasar, serta rubel.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper