Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Nasib Restoran dan Kafe saat Ramadan, Apkrindo: Okupansi Naik, Tapi Untung Menipis

Meski kunjungan naik, terkereknya harga bahan pokok akan tetap menyulitkan pelaku usaha restoran dan kafe.
Annasa Rizki Kamalina
Annasa Rizki Kamalina - Bisnis.com 30 Maret 2022  |  17:42 WIB
Nasib Restoran dan Kafe saat Ramadan, Apkrindo: Okupansi Naik, Tapi Untung Menipis
Kafe. - Rotaryana

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) memperkirakan okupansi restoran pada Ramadan tahun ini akan naik, namun tingkat keuntungan akan menipis.

Saat ini dalam kondisi menjelang Ramadan, Ketum Apkrindo Eddy melaporkan tingkat kunjungan atau okupansi sudah mulai naik. Dia memperkirakan okupansi dapat menyentuh lebih dari setengah kapasitas yang tersedia.

“Okupansi diperkirakan naik, tahun lalu saat Ramadan itu terhambat PPKM dan Covid-19 varian Delta. Tahun ini mudah-mudahan kita bisa naik dengan cukup baik, posisinya bisa naik 50-60 persen dari kapasitas,” ungkap Eddy, Rabu (30/3/2022).

Meski kunjungan naik, menengok kondisi harga bahan pokok dan kebutuhan sudah semakin naik turut memberikan kesulitan bagi para pemain di sektor kafe dan restoran. Eddy mengeluhkan, bahwa para anggotanya harus menyiapkan dana lebih besar agar tetap bertahan.

“Jadi, memang ramai tapi biaya juga semua naik, listrik, minyak PPN. Aduh, permintaan naik cost jadi naik, untungnya lebih tipis,” keluh Eddy.

Namun untuk menjaga daya beli, anggota Apkrindo tidak akan serta merta menaikkan harga. Dia mengatakan akan melihat kondisi hingga lebaran nanti.

 “Aduh ampun, gak ada yang turun, paling yang turun berat badan,” guyon Eddy.

Dia berharap Ramadan dapat menjadi momentum kebangkitan, yang mana mobilisasi masyarakat kian terasa, terlihat dari padatnya kendaraan yang lalu-lalang.   

Dia juga melaporkan bahwa anggotanya terus berusaha untuk menjaga usahanya dengan tidak tutup tapi mengikuti aturan PPKM yang ada. Bahkan meski dalam kondisi ini, ada beberapa anggotanya yang berani melakukan ekspansi. Tapi sayangnya untuk segi investasi, Eddy melihat belum banyak orang yang berani menanam modal di sektor ini.

Sementara itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah Redjalam melihat Ramadan masih belum menjadi momentum terbaik untuk melesatnya usaha restoran.

Syarat untuk dapat kembali normal adalah, pandemi ini dapat bergeser menjadi endemi sehingga usaha dapat bergeliat dengan maksimal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

restoran kafe apkrindo
Editor : Kahfi

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top