Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ditinggal SoftBank, Ini Kandidat Investor IKN yang Dibidik Jokowi

Setelah Softbank hengkang dari proyek ibu kota negara (IKN), pemerintahan Jokowi akan intens menawarkan investasi IKN kepada Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.
Presiden Jokowi dan Ibu Negara, Iriana Joko Widodo disambut oleh Kesultanan Kutai Kertanegara Ing Martadipura setibanya di kawasan titik nol kilometer calon Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur pada Senin, 14 Maret 2022 - Youtube Setpres
Presiden Jokowi dan Ibu Negara, Iriana Joko Widodo disambut oleh Kesultanan Kutai Kertanegara Ing Martadipura setibanya di kawasan titik nol kilometer calon Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur pada Senin, 14 Maret 2022 - Youtube Setpres

Bisnis.com, JAKARTA - Pertengahan Maret 2022, SoftBank Group Corp. yang didirikan oleh Masayoshi Son mengumumkan bahwa pihaknya tidak akan lagi campur tangan dalam proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Hal ini terungkap dapat pernyataan SoftBank kepada Nikkei Asia.

"Kami tidak tertarik dalam proyek ini, tetapi kami tetap melanjutkan investasi di Indonesia melalui perusahaan di dalam portofolio SoftBank Vision Fund," ungkap perusahaan beberapa waktu lalu (11/3/2022).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai bahwa batalnya investasi SoftBank Group di proyek ibu kota negara atau IKN karena kondisi keuangan konglomerasi tersebut yang terkendala.

Hal tersebut disampaikan Luhut usai gelaran Grand Launching Proyek Investasi Berkelanjutan dari Kementerian Investasi pada Kamis (17/3/2022) di Jakarta.

Luhut membahas berbagai proyek investasi dalam kesempatan itu. Ketika ditanya soal batalnya investasi SoftBank di proyek IKN, Luhut berkata bahwa kondisi keuangan grup itu menjadi alasannya. Menurutnya, lepasnya pendanaan terhadap bisnis SoftBank Vision Fund menyebabkan mereka tidak jadi berinvestasi di proyek pemerintah itu.

"SoftBank itu dia punya turun, dia bikin VisionFund, US$100 miliar yang masuk itu harusnya dari Abu Dhabi dan dari Saudi. Karena dia bermasalah, Vision Fund-nya collaps, ya enggak jadi, dia enggak masuk kita [ke proyek IKN]," ujar Luhut pada Kamis (17/3/2022).

Kini, dua konsorsium yang menjadi investor pembangunan megaproyek Ibu Kota Negara Nusantara dikabarkan menyusul Softbank.

Informasi tersebut diperoleh Bisnis dari dua sumber yang berbeda, masing-masing dari kalangan yang memiliki hubungan dekat dengan eksekutif dan legslatif.

Sumber Bisnis yang dekat dengan legislatif mengatakan ada dua konsorsium yang ancang-ancang untuk mundur dari komitmennya dalam membantu pendanaan IKN.

Akan tetapi dia tidak bersedia memberikan identitas konsorsium tersebut, termasuk alasan yang menjadi dasar pembatalan penanaman modal yang telah dijanjikan.

“Informasinya ada yang akan mundur, tetapi masih belum jelas [alasannya],” kata dia kepada Bisnis, belum lama ini.

Kabar itu pun dikonfirmasi oleh sumber Bisnis yang dekat dengan pemerintahan. Menurut sumber yang meminta anonim tersebut, perihal adanya investor yang hendak menyusul Softbank memang telah tersiar di kalangan pemangku kebijakan.

Kabar ini menjadi pukulan telak bagi pemerintah yang tengah berburu investor untuk merealisasikan pembangunan megaproyek IKN Nusantara.

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah akan intens menawarkan investasi proyek ibu kota negara atau IKN kepada Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.

Menurut Luhut, lepasnya pendanaan dari Uni Emirat Arab dan Arab Saudi ke bisnis SoftBank Vision Fund membuat SoftBank mundur dari rencana investasi di IKN.

Luhut pun berupaya mendekati Abu Dhabi dan Riyadh untuk bisa tetap memperoleh dana investasi bagi proyek IKN. Dia menyatakan bahwa pemerintah akan terus berkomunikasi dengan dua negara di timur tengah itu.

Ditinggal SoftBank, Ini Kandidat Investor IKN yang Dibidik Jokowi

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves) Luhut Binsar Pandjaitan bertemu dengan Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Muhammad bin Salman./Instagram @luhut.pandjaitan

Putar Otak

Tidak hanya Luhut, Sri Mulyani pun putar otak dalam mencari pembiayaan bagi IKN.

Dalam wawancara dengan stasiun TV swasta, Sri Mulyani memaparkan bahwa ada dua jalur yang bisa dipakai investor untuk masuk ke dalam proyek IKN ini.

Pertama, dia mengungkapkan investor bisa masuk sebagai pemegang saham (shareholder). Kedua, investor bisa berperan sebagai kreditor.

"Dia [investor] masuk ke situ sebagai shareholder atau dia hanya meminjamkan sebagai kreditor. Ini nanti hitung-hitungannya akan beda," ungkap Sri Mulyani.

Mantan pejabat Bank Dunia tersebut belum dapat mengungkapkan besaran anggarannya. Dia mengaku Kemenkeu masih mempertimbangkan infrastruktur dan desain dasar dari IKN.

"Aturan untuk pendanaan IKN juga sedang diselesaikan. Jadi, sekarang kalau banyak orang ngomongin, tentu itu kayaknya analisis saja," tegasnya.

Namun, dia menyampaikan bahwa pemerintah memiliki Indonesia Investment Authority (INA) yang dapat membantu investasi di IKN.

"Jadi kita lihat itu juga merupakan salah satu vehicle, jadi kita akan menggunakan semua vehicle yang ada di kita," paparnya.

Gubernur Kaltim H Isran Noor pernah berujar bahwa pembangunan ibu kota negara (IKN) di Provinsi Kaltim tepatnya di wilayah Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengundang ketertarikan dari beberapa investor.

"Ada beberapa investor luar negeri yang ingin berpartisipasi berinvestasi. Seperti dilaporkan Presiden Joko Widodo dari negara Uni Emirat Arab, Inggris, Jerman, Korea dan Jepang. Investor dari negara-negara tersebut bersemangat sekali untuk berinvestasi dalam pembangunan IKN,” papar Isran Noor dalam wawancara yang dikutip dari situs Pemprov Kaltim, Kamis (20/1/2022).

Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan IKN adalah Rp466 triliun.

Melihat besaran ini, Jokowi meminta agar Otorita Ibu Kota Nusantara bisa bergerak dengan lincah dalam mencari skema-skema pendanaan untuk membangun IKN di Kalimantan Timur (Kaltim) itu.

"Kita ingin Otorita ini fleksibel dan lincah dan bisa mendapatkan skema-skema pendanaan dari berbagai skema yang ada," paparnya, beberapa waktu lalu (15/3/2022).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper