Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah mencatat kenaikan penerimaan penerimaan negara bukan pajak atau PNBP dari sumber daya alam, minyak dan gas, meningkat tajam 128,8 persen menjadi Rp15,5 triliun pada Februari 2022.
Angka ini sebenarnya masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020 yang mencapai Rp16,8 triliun.
"Kita sudah mencapai 18,1 persen dari target APBN karena adanya kenaikan ICP [Indonesian Crude Price]," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengungkapkan realisasi ICP dalam dua bulan terakhir meningkat cukup tajam. Rata-rata ICP Desember 2021 hingga Januari 2022 mencapai US$79,63 per barel atau naik 57,7 persen.
"Namun, kita harus hati-hati walaupun harga naik, tetapi lifting kita menurun jauh di bawah target APBN," ungkapnya.
Dari data Kemenkeu, lifting minyak Januari 2022 sebesar 573.000 barel per hari, di bawah target APBN 703.000 barel per hari.
Baca Juga
Hal ini membuat Indonesia harus mengencarkan impor di tengah kenaikan harga minyak.
Sementara itu, PNBP dari sumber daya alam minerba, termasuk batu bara, tumbuh 51,1 persen mencapai Rp7,1 triliun. Hal ini dipicu oleh kenaikan harga batu bara mencapai 49,3 persen menjadi US$173,4 per ton pada periode Januari-Februari 2022.
Selain itu, kenaikan PNBP yang cukup tinggi tercatat pada sumber daya alam perikanan atau meroket 218,1 persen menjadi Rp287,3 miliar.
"Ini Tertinggi dalam lima tahun terakhir," menurut data Kemenkeu.
Kondisi ini dipicu oleh penyesuaian HPI. Kemudian adanya peningkatan aktivitas di sektor perikanan yang ditandai oleh kenaikan jumlah izin usaha perikanan sebanyak 3 kali lipat.
Sejalan dengan itu, nilai tukar nelayan pada Februari 2022 naik menjadi 107 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, sebesar 103.
"Kita berharap Menteri KKP akan terus merapikan kegiatan perikanan di Indonesia sehingga kontribusi PNBP dapat meningkat," ujarnya.