Bisnis.com, JAKARTA – Sarinah resmi membuka kembali gedungnya setelah melalui revitalisasi kurang lebih dua tahun menjadi tempat yang lebih modern, nyaman, dan tentunya memberikan kesempatan UMKM untuk melebarkan sayap.
Menjadi salah satu mal sekaligus ritel yang terletak di Jalan M.H Thamrin, Sarinah menyajikan pesona Indonesia di dalam satu tempat. Pengunjung dapat berbelanja produk bercirikan Indonesia seperti batik, tenun, pakaian, dan aksesoris.
Saat ini Sarinah lebih mengkhususkan diri untuk produk dalam negeri dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang mana juga banyak terdapat di luar kota Jakarta. Hadirnya kreasi anak bangsa tersebut menjadi pintu untuk UMKM semakin bertumbuh.
Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) melihat Sarinah sebagai variasi pilihan masyarakat untuk berwisata di tengah ibu kota.
“Kehadiran kembali Sarinah semakin melengkapi keragaman industri usaha pusat perbelanjaan di Indonesia, terutama menjadikan bertambahnya keberagaman pilihan pusat perbelanjaan bagi masyarakat,” ungkap Ketua APPBI Alphonzus Widjaja, Jumat (25/3/2022).
Pembukaan Sarinah di bulan ini menjadi momentum karena bertepatan menjelang Ramadan dan Idulfitri. Saat ini tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan mulai bergerak naik secara perlahan dan diharapkan trennya akan terus meningkat sampai dengan lebaran dan seterusnya.
“Tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan pada saat bulan Ramadan dan Idul Fitri tahun 2022 ini diperkirakan akan meningkat sekitar 15- 30 persen dari bulan Ramadan dan Idul Fitri tahun 2021 lalu,” lanjut Alphonzus.
Naiknya kunjungan memberikan efek terhadap kemungkinan peningkatan daya beli sehingga memberikan berkah dari UMKM berjualan di dalam Sarinah.
Menjadi pusat produk lokal, pusat perbelanjaan milik BUMN tersebut dapat menjadi trendsetter bagi pecinta produk Indonesia. Masyarakat yang membutuhkan kain tenun maupun songket dapat dengan mudah menemukannya di Sarinah.
Keberadaan department store dan ritel juga menjadi tempat untuk membawa produk yang berkualitas ekspor untuk dapat dikenali dan disadari oleh masyarakat bahwa produk Indonesia tidak kalah dibandingkan produk impor.
Lokasi Sarinah yang sangat strategis dan berbeda dari yang lain menjadi daya tarik tersendiri, seperti yang dikatakan oleh ketua Himpunan Peritel Dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah.
“Sarinah menjadi satu satunya mal di jalur utama Thamrin, harusnya dapat menjadi trendsetter. Belum ada konsep seperti Sarinah yang terbuka seperti itu, tidak ada tembok pemisah dengan gedung lainnya,” ungkap Budihardjo, Jumat (25/3/2022).
Kondisi ini pun membuat para anggota Hippindo memutuskan untuk membuka gerainya di lokasi tersebut. Budihardjo melaporkan bahwa makin banyak anggotanya yang masuk ke Sarinah, penghuni lama dan penghuni baru, baik di department store dan mal. Bertambahnya penghuni Hippindo di Sarinah juga disebabkan adanya variasi merek lokal yang hadir.
Pada dasarnya, menurut Ketua Hippindo, syarat tenan sukses dalam satu mal adalah lokasi tersebut harus lengkap. Sarinah memiliki kelengkapan itu sehingga terlihat prospek yang menjanjikan bagi para anggotanya.
“Lengkap artinya banyak dikunjungi orang. Kebetulan lokasi Sarinah juga bagus di jalan utama, dicapai oleh semua orang, dengan kendaraan umum, sistemnya terbuka, tidak ada pagar. Target kami di sana cukup besar untuk menambah omzet anggota kami,” lanjutnya.
Satu hal yang dilihat oleh Hippindo yang mungkin dapat dijadikan masukan adalah kurangnya lahan parkir jika terjadi lonjakan kunjungan.
“Sarinah bukan hanya mal, tapi juga ritel, toko serba ada dan mal pertama di Asia Tenggara. Hal itu memberi efek sampai dengan hari ini memacu peritel Indonesia,” ujar Budihardjo.
Sementara itu, pengamat ritel Yongky Susilo menyambut baik Sarinah dan mengingatkan masyarakat untuk tidak kaget jika banyak produk baru yang tampil bagus.
“Kita mungkin akan terkejut, wah banyak juga produk baru di Indonesia yang luar biasa,” ujarnya, Jumat (25/3/2022).
Melalui gedung tersebut, akan menjadi segmen baru fokus ke produk Indonesia yang export quality. Efeknya bagi pada generasi muda dan pegawai sekitar, ada tempat baru untuk nongkrong selain mal yang sudah ada dan umumnya berisi hal yang sama.
Dia melihat ada prospek cerah Sarinah untuk melakukan ekspansi dari sisi toko serba ada. Tetapi, Yongky berharap untuk Sarinah dapat mempertahankan konsep yang ada dan membawa pengaruh bagi ekonomi Indonesia.
“Kita masih belum tahu, ini masih pertama, Sarinah baru berhasil diubah drastis ini di tahun ini, kalau sukses, akan ekspansi, yang penting sustainable,” katanya.
Perusahaan milik BUMN ini menurut Yongky seharusnya menjadi platform untuk bisa memberikan ruang bagi produk Indonesia di luar negeri.
“Dalam negeri sudah banyak, tinggal ritel Indonesia di luar negeri, ini yang mesti dirintis BUMN,” ujarnya.
BUMN yang memiliki tugas membangun infrastruktur juga tidak menutup kemungkinan membawa jenama lokal ke luar negeri sehingga dapat dinikmati orang asing dan orang Indonesia yang rindu dengan kampung halamannya.
Kreatifitas dari modernisasi Sarinah ini dirasa sudah maksimal menurut Yongky. Semua tim yang bertugas menumpahkan semua tentang Indonesia dan tetap memikirkan sisi komersilnya untuk tetap bertahan.
“Kita sebagai orang Indonesia merasa bangga, mudah-mudahan sukses,” ujarnya.
Bila berwisata ke masa lalu, Sarinah dengan gedung ikoniknya menjadi tempat dengan segala hal pertama. Mal pertama, eskalator pertama, serta gerai McDonald's pertama di Indonesia.
Gagasan Presiden Soekarno ternyata memberikan efek besar dan jangka panjang dari didirikannya pusat perbelanjaan tersebut, bahkan hingga saat ini.
Pelaku ritel dan masyarakat patut berbangga dengan adanya Sarinah memberikan inspirasi untuk pusat perbelanjaan dan ritel modern yang dimulai sejak 56 tahun lalu. Hasilnya, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) per 2019, sebaran pusat perbelanjaan menurut kelompok komoditas utama mencapai 650 gerai di Indonesia.