Bisnis.com, JAKARTA —Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia atau Aprindo Roy N Mandey mengatakan asosiasinya menjual minyak goreng kemasan premium dan sederhana sesuai dengan harga pokok penjualan atau HPP yang disalurkan oleh produsen dan distributor.
“Bagi anggota kami perubahan harga jual [rack price] minyak goreng kemasan premium dan sederhana kepada konsumen, mengikuti harga pokok penjualan [HPP] yang diberikan oleh masing-masing merk atau brand minyak goreng yang diproduksi oleh produsen dan disalurkan distributor minyak goreng kepada kami,” kata Roy melalui siaran pers, Kamis (24/3/2022).
Roy menerangkan koordinasi internal bersama anggota ritelnya terus dilakukan untuk dapat menjual minyak goreng sesuai dengan harga keekonomian yang telah diamanatkan pemerintah lewat Rakortas pekan lalu.
Dia berharap ketersediaan minyak goreng kembali normal menjelang Ramadan dan Idulfitri tahun ini. Menurut dia, konsumsi minyak goreng bakal kembali pada pola segmentasinya setelah harga dikembalikan pada mekanisme pasar.
“Aprindo menyadari bawah usaha ketersediaan stok dan menstabilkan harga Minyak Goreng masih berlangsung menuju optimalisasi. Secara khusus tentunya Aprindo mengapresiasi kebijakan dan regulasi yang dikeluarkan oleh Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi yang terus konsisten mengupayakan distribusi minyak goreng berjalan cepat dan lancar,” kata dia.
Berdasarkan data milik Kementerian Perdagangan per Selasa (22/3/2022), harga minyak goreng curah di tingkat eceran nasional sudah menembus Rp17.900 per liter atau naik 12,58 persen secara bulanan. Sementara itu, harga minyak goreng kemasan mencapai Rp25.000 per liter atau naik 44,51 persen jika dibandingkan dengan posisi bulan lalu.
Baca Juga
Di sisi lain, harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dumai sudah berada di posisi Rp14.956 per kilogram atau naik 11,53 persen secara bulanan. Adapun, CPO Rotterdam tercatat sebesar US$1.445 per ton atau naik 10,31 persen dari bulan lalu.
Kendati demikian, stok minyak goreng tercatat 628,8 ribu ton atau dapat bertahan hingga 1,49 bulan. Perinciannya, stok minyak goreng yang dimiliki produsen anggota GIMNI sebanyak 628.300 ton dan Perum Bulog sebesar 581,91 ton.
Sebelumnya, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) melaporkan distribusi minyak goreng curah dan kemasan masih belum optimal ke pasar tradisional. Konsekuensinya, harga minyak goreng yang dijual di pasar tertahan tinggi setelah pemerintah melepas harga eceran tertinggi atau HET minyak goreng kemasan pekan lalu.
Sekretaris Jenderal DPP Ikappi Reynaldi Sarijowan mengatakan harga minyak goreng curah dan kemasan yang tertahan tinggi itu mengakibatkan pedagang mengurangi volume jualan mereka. Biasanya saat harga minyak goreng curah Rp11.500, pedagang dapat berjualan hingga 50 kilogram.