Bisnis.com, JAKARTA – Center of Economic and Law Studies (Celios) mengingatkan para calon investor untuk mendalami dan memahami risiko investasi, jangan hanya keuntungannya saja.
Direktur Celios Bhima Yudhistira Adhinegara melihat apa yang terjadi sekarang investasi lebih mengarah kepada member get member. Banyak yang memanfaatkan jenis penjualan langsung atau direct selling ini untuk mendapatkan bonus besar.
“Memang orang yang tertarik investasi harus betul-betul sadar dengan manfaat investasi dan memahami tingkat risikonya, bukan hanya termakan iming-iming member get member,” kata Bhima, Selasa (22/3/2022).
Menurut Bhima, beberapa kasus investasi seperti arisan online ilegal dan kripto mengarah kepada Skema Ponzi. Dia menjelaskan bahwa pada kasus tersebut yang dijual adalah member get member, dan uangnya tidak benar benar diinvestasikan ke produk yang memiliki izin resmi.
“Yang jadi masalah sekarang ini, banyak yang menggunakan direct selling untuk mencari membership, jatuhnya Skema Ponzi, bukan multi level marketing [MLM],” lanjutnya.
Bhima menyarankan bagi calon investor harus mencari instrumen investasi yang lebih aman seperti aplikasi investasi resmi yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Bila melihat kontribusi penjualan langsung pada negara jumlahnya hampir Rp16,3 triliun pada 2019. Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) mengatakan bahwa sekarang penjualan semakin berkembang dan nilainya sudah lebih besar.
“Itu data 2019, sekarang sudah lebih besar,” ungkap Sekretaris Jenderal APLI Ina Rachman dalam Rapat Dengan Pendapat Umum Komisi VI DPR RI, Selasa (22/3/2022).
Penggunaan sistem penjualan berupa MLM yang mirip dengan Skema Ponzi ini memberikan dampak pada APLI dan merusak jaringan penjualan yang terbentuk.