Bisnis.com, JAKARTA — Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) optimis nilai transaksi perdagangan di tingkat eceran bakal naik 20 persen menyusul momentum Ramadhan dan Idulfitri tahun ini.
Kendati demikian, margin yang diperoleh pelaku usaha eceran itu bakal tetap digunakan untuk membayar tunggakan yang sudah menumpuk selama dua tahun terakhir.
Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah mengatakan asosiasinya optimis bakal ada peningkatan nilai transaksi perdagangan di tingkat eceran seiring dengan pelandaian kurva pandemi dan pemulihan daya beli masyarakat. Hanya saja, kenaikan nilai transaksi perdagangan itu bakal difokuskan untuk melunasi hutang di perbankan, pemasok, hingga mal.
“Untuk Ramadhan dan Idulfitri tahun ini kita yakin ada perbaikan tetapi kita masih menyimpan beban tunggakan-tunggakan dari 2020 itu yang harus diselesaikan tahun ini,” kata Budihardjo melalui sambungan telepon, Senin (21/3/2022).
Dengan demikian, Budihardjo meminta pemerintah untuk konsisten memberi kelonggaran pada kegiatan mobilitas orang selama Ramadhan dan Idulfitri tahun ini. Harapannya, nilai transaksi perdagangan eceran itu dapat terungkit selama momen hari raya besar tersebut.
Dia menuturkan sebagian peritel sudah membuka kembali toko mereka yang sebelumnya terpaksa ditutup akibat sepinya kunjungan ke pusat perbelanjaan.
Selain itu, ekspansi gerai juga kembali terjadi seiring dengan masuknya sejumlah modal dari luar negeri dan aksi merger ritel format besar seperti hypermarket dan department store seiring dengan pelandaian kurva pandemi.
“Cukup positif ya. Artinya, pemain-pemain yang menutup toko lalu membuka toko lagi kan banyak. Artinya, penyewaan itu masih, ada yang ekspansi juga,” kata dia.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia optimistis pertumbuhan ekonomi akan tetap kuat pada kuartal I/2022 di tengah risiko global yang meningkat.
“Tentu kita akan melihat seberapa besar pertumbuhan ekonomi di kuartal I/2022 kita harapkan masih akan cukup baik,” kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam video conference, Senin (21/3/2022).
Selain didorong oleh angka pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2021 yang masih negatif, Suahasil mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2022 juga didorong oleh pemulihan ekonomi yang terus berlangsung.