Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pekan Lalu To The Moon, Kini Harga NIkel Anjlok 12 Persen

Harga nikel pada Jumat (18/03/2022), tercatat US$ 36.915/ton, anjlok 12 persen dibandingkan harga penutupan kemarin.
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki
Pekerja mengeluarkan biji nikel dari tanur dalam proses furnace di smelter PT. Vale Indonesia di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Sabtu (30/3/2019)./ANTARA-Basri Marzuki

Bisnis.com, JAKARTA – Setelah pekan lalu harga nikel naik gila-gilaan akibat pelarangan ekspor nikel Rusia pasca invasi Ukraina, kini harga nikel dunia amblas mencapai batas bawah perdagangan yang ditetapkan pada perdagangan hari ketiga setelah ditangguhkan pekan lalu.

Harga nikel pada Jumat (18/03/2022), tercatat US$ 36.915/ton, anjlok 12 persen dibandingkan harga penutupan kemarin.

Bursa logam London (LME) telah mengubah batas bawah perdagangan nikel menjadi 12 persen. Sebelumnya LME sempat memberi batasan 5 persen pada hari pertama perdagangan pada Rabu (16/03/2022). Kemudian direvisi menjadi 8 persen pada Kamis (17/3/2022).

Volume perdagangan hari ini hanya 103 lot dengan sedikit pembeli yang bersedia membayar. Hal ini karena harga nikel LME masih jauh di atas harga bursa berjangka Shanghai (ShFE). Harga nikel di ShFE untuk pengiriman bulan April diperdagangkan pada CNY 219.620/ton, atau US$ 34.566/ton.

Sistem elektronik bursa, LMEselect, telah terkena gangguan teknis sejak dibuka kembali dengan beberapa pedagang tidak dapat memasukkan pesanan nikel menjelang pembukaan.

Sebelumnya bursa yang jadi acuan perdagangan logam dunia tersebut ditangguhkanlebih dari seminggu karena aksi short selling membawa harga nikel mencapai lebih dari US$ 100.000/ton.

Perdagangan yang dimulai telah mengakhiri minggu paling dramatis dalam sejarah pasar logam London. Kejadian tersebut membawa industri ke dalam 'kekacauan'. Menyebabkan segelintir pialang sudah berada di ambang kebangkrutan.

Setelah menghentikan perdagangan pada saat itu juga, bursa juga mengambil langkah dramatis dengan membatalkan sekitar US$ 3,9 miliar transaksi yang terjadi ketika harga bergerak dari US$ 50.000 menjadi lebih dari US$ 100.000/ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper