Bisnis.com, JAKARTA – Setelah pekan lalu harga nikel naik gila-gilaan akibat pelarangan ekspor nikel Rusia pasca invasi Ukraina, kini harga nikel dunia amblas mencapai batas bawah perdagangan yang ditetapkan pada perdagangan hari ketiga setelah ditangguhkan pekan lalu.
Harga nikel pada Jumat (18/03/2022), tercatat US$ 36.915/ton, anjlok 12 persen dibandingkan harga penutupan kemarin.
Bursa logam London (LME) telah mengubah batas bawah perdagangan nikel menjadi 12 persen. Sebelumnya LME sempat memberi batasan 5 persen pada hari pertama perdagangan pada Rabu (16/03/2022). Kemudian direvisi menjadi 8 persen pada Kamis (17/3/2022).
Volume perdagangan hari ini hanya 103 lot dengan sedikit pembeli yang bersedia membayar. Hal ini karena harga nikel LME masih jauh di atas harga bursa berjangka Shanghai (ShFE). Harga nikel di ShFE untuk pengiriman bulan April diperdagangkan pada CNY 219.620/ton, atau US$ 34.566/ton.
Sistem elektronik bursa, LMEselect, telah terkena gangguan teknis sejak dibuka kembali dengan beberapa pedagang tidak dapat memasukkan pesanan nikel menjelang pembukaan.
Sebelumnya bursa yang jadi acuan perdagangan logam dunia tersebut ditangguhkanlebih dari seminggu karena aksi short selling membawa harga nikel mencapai lebih dari US$ 100.000/ton.
Baca Juga
Perdagangan yang dimulai telah mengakhiri minggu paling dramatis dalam sejarah pasar logam London. Kejadian tersebut membawa industri ke dalam 'kekacauan'. Menyebabkan segelintir pialang sudah berada di ambang kebangkrutan.
Setelah menghentikan perdagangan pada saat itu juga, bursa juga mengambil langkah dramatis dengan membatalkan sekitar US$ 3,9 miliar transaksi yang terjadi ketika harga bergerak dari US$ 50.000 menjadi lebih dari US$ 100.000/ton.