Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Makin Panas! Harga Batu Bara Bisa Tembus US$500 per Ton

Harga batu bara dikhawatirkan bisa tembus US$500 per ton seiring dengan perang Rusia dan Ukraina.
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Lonjakan harga batu bara diperkirakan terus berlanjut dan akan melewati US$500/ton tahun ini, menurut penelitian yang dirilis Rystad Energy.

Harga batu bara dunia bertengger di kisaran US$367,9/ton saat ini, naik 143 persen point-to-point (ptp) dari US$151,45/ton pada awal tahun. Adapun, Rusia adalah pemasok batu bara termal terbesar di Uni Eropa.

Dilansir dari Eurostat, tahun lalu, Negeri Beruang Merah itu memasok negara-negara anggota Uni Eropa sebear 36 juta ton batu bara termal. Jumlah tersebut setara 70 persen dari total impor batu bara termal. Padahal satu dekade lalu, impor batu bara Uni Eropa dari Rusia porsinya hanya 35 persen dari total impor.

Melonjaknya permintaan batu bara Rusia dari negara-negara Eropa karena peralihan penggunaan energi fosil ke energi terbarukan sebagai pembangkit listrik. Permintaan batu bara untuk pembangkit listrik total telah mengalami tren penurunan dalam 10 tahun terakhir.

Hal ini menyisakan Rusia sebagai pemasok, sehingga ketergantungan terhadap batu bara Rusia meningkat. Pangsa pasar Rusia pun tumbuh secara substansial dari waktu ke waktu.

Wakil Presiden Batubara di Rystad Energy, Steve Hulton, menyatakakan bahwa pasokan batu bara termal makin menipis.

"Hampir tidak ada surplus (pasokan) batu bara termal yang tersedia secara global. Harga telah melonjak melewati US$400 dan US$500 per ton tampaknya sedang dimainkan," kata Hulton, dilansir dari oilprice.com, Jumat (11/3/2022).

Yang menjadi masalah, tidak hanya berperan sebagai pemasok utama di Eropa, Rusia juga mengirimkan batu baranya ke berbagai belahan dunia.

Rusia merupakan eksportir terbesar ketiga dunia setelah Indonesia dan Australia. Pada 2020, ekspor Rusia mencapai 212 juta ton menurut Badan Energi Dunia (IEA). Jika pasokan dari Rusia berhenti akibat perang, dunia akan kurang lebih akan kehilangan 17 persen pasokannya.

Adapun, sanksi yang diterima Rusia mempengaruhi suplai batu bara dunia. Meskipun demikian, hantaman terbesar dirasakan Eropa karena harga gas alam meroket membuat batu bara jadi alternatif.

Di sisi lain, Pemerintah Uni Eropa akan beralih ke batu bara akibat harga gas terus melambung guna mengatasi kekurangan pasokan energi untuk pembangkit listrik karena penggunaan gas dikurangi.

Sayangnya, konsumen batu bara akan kesulitan untuk mendapatkan tambahan batu bara dari produsen alternatif karena keseimbangan pasokan dan permintaan batu bara termal lintas laut internasional sangat ketat.

Harga gas Uni Eropa sempat melonjak ke Euro 227,2 Mega Watt per jam (MWh) pada Selasa (7/3/2022). Ini adalah rekor harga tertinggi sepanjang masa. Meskipun telah turun menjadi Euro 126,4/MWh, perlu dicatat bahwa harga gas Uni Eropa telah melonjak 597,3 persen dalam setahun terakhir.

Kondisi makin rumit akibat sanksi terhadap Rusia membuat para pedagang mundur untuk membeli energi dari negara beruang merah tersebut.

Produsen dan trader melaporkan bahwa pembeli sudah mulai beralih dari batu bara Rusia baik di pasar Atlantik maupun di Pasifik. Peralihan permintaan dari Rusia dan kurangnya pasokan yang tersedia jadi penggerak pasar.

Dalam sepekan terakhir, harga batu bara baik di Uni Eropa maupun Pasifik mengalami lonjakan besar. Sebagai tanda betapa ketat pasokan dan kecemasan pasar, perdagangan fisik batu bara Newcastle FOB (6.000 kkal) dilaporkan pada Rabu pekan lalu pada harga US$400/ton.

Jerman berencana untuk memperpanjang penggunaan batu bara untuk sumber energi mereka untuk menggantikan energi gas/minyak dari Rusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper