Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) berencana ekspor beras 100.000 ton ke Arab Saudi pada tahun ini. Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan langkah itu diambil setelah cadangan stok beras dalam negeri ditaksir mencapai 2 juta ton menyusul masa panen raya awal tahun ini.
“Saat panen awal ini sampai nanti panen raya minimal 1,2 juta ton gabah yang akan kita serap sekarang yang sudah ada 800.000 ton berarti nantinya kita masih punya cadangan 2 juta ton kurang lebihnya,” kata Budi saat ditemui di Komplek Pergudangan Bulog Kanwil DKI Jakarta dan Banten, Jakarta Utara, Jumat (11/3/2022).
Budi menuturkan dirinya sempat membuka ekspor 100.000 ton beras ke Arab Saudi pada awal 2020. Hanya saja niat tersebut mesti ditunda lantaran pandemi Covid-19 yang mulai menimpa sebagian negara saat itu.
Dengan demikian, dia menambahkan, pemerintah berencana untuk membuka kembali kerjasama ekspor beras ke Arab Saudi sebanyak 100.000 ton menyusul cadangan stok dalam negeri yang relatif melimpah. Alasannya, kerjasama kedua negara itu masih tetap berlanjut atau tidak hangus kendati sudah dua tahun berselang.
“Kerjasamanya belum hangus kalau nanti dalam proses berjalan panen ini memang produksinya besar dan berlebihan gabah stok kita kuat jaminannya agar kelebihannya supaya harga tidak turun produksi petani bisa laku ya kita akan ekspor saja,” tuturnya.
Di sisi lain, dia mengatakan, pemerintah Arab Saudi sudah membuka kembali haji dan umrah bagi warga negara Indonesia (WNI). Artinya, beras ekspor itu dapat dialihkan untuk keperluan konsumsi Arab Saudi.
“Sekarang Arab Saudi juga membuka lagi masalah haji termasuk umrah, banyak tenaga-tenaga kerja Indonesia sehingga beras dari kita itu disisakan untuk konsumsi di Arab Saudi dan ini sudah disetujui kontraknya,” tuturnya.
Penyaluran beras pada 2022 rencananya mencakup program ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH) sebesar 850.000 ton dan beras untuk golongan anggaran sebesar 100.000 ton. Perusahaan juga berencana menyiapkan stok untuk penyaluran bantuan pemerintah sebesar 250.000 ton dan stok cadangan beras pemerintah (CBP) untuk bencana sebesar 15.000 ton.