Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menuju Endemi Covid-19, Alfamart Getol Tambah Gerai

Alfamart terus menambah gerainya secara paralel seiring dengan kondisi Indonesia menuju endemi Covid-19.
Pramuniaga memasukkan barang yang telah dibeli konsumen ke dalam kantong plastik di salah satu mini market di kawasan Jakarta Timur, Jumat (1/3/2019)./ANTARA-Dhemas Reviyanto
Pramuniaga memasukkan barang yang telah dibeli konsumen ke dalam kantong plastik di salah satu mini market di kawasan Jakarta Timur, Jumat (1/3/2019)./ANTARA-Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA – Alfamart getol menambah gerai menyambut adanya pelonggaran mobilitas masyarakat sehingga toko dapat buka dengan jam operasional normal, seiring dengan kondisi menuju endemi Covid-19.

Pada masa pandemi dengan ketentuan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), toko memberlakukan jam operasional sesuai level PPKM. Adanya kebijakan pelonggaran mobilitas masyarakat seiring dengan menurunnya tren kasus Covid-19 menjadi langkah dalam pemulihan ekonomi.

Solihin selaku Corporate Affairs Director PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk atau Alfamart mengatakan bahwa perusahaan terus melakukan inovasi untuk mempertahankan penjualan.

“Perubahan jam operasional toko berpengaruh, jangan lupa kita juga harus berpikir bagaimana mempertahankan melakukan penjualan mungkin melakukan diversifikasi, misalkan meningkatkan penjualan online,” jelas Solihin, Kamis (10/3/2022).

Keuntungan Alfamart, seperti dijelaskan Solihin, berbeda dengan pusat perbelanjaan pada saat PPKM darurat diberlakukan. Alfamart tidak tutup dan tetap memenuhi kebutuhan masyarakat dengan pembatasan yang berlaku.

Selain berinovasi, Solihin menjelaskan pada kondisi ini tidak menutup ekspansi gerai. Meskipun banyak pelaku usaha yang memutuskan tutup karena berbagai alasan, sepanjang 2022, gerai Alfamart secara paralel terus bertambah namun tidak dapat disebutkan jumlahnya oleh Solihin.

“Secara paralel jumlah gerai bertambah, misalnya tutup dua, kita buka tiga, jadi secara total gerai terus bertambah,” ujar Solihin.

Selain itu, dengan adanya kebijakan penundaan penerapan PPN 11 persen ini akan menjaga stabilitas daya beli masyarakat. Mereka tidak akan keberatan untuk belanja mengingat kebutuhan pokok lainnya yang terus naik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper