Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengizinkan perusahaan Rusia untuk membayar kreditur asing dalam menggunakan rubel untuk mencegah gagal bayar dan menjaga permodalan.
Dilansir Bloomberg pada Minggu (6/3/2022), dekrit yang ditandatangani Putin ini akan mengatur debitur surat utang negara dan korporasi untuk melakukan pembayaran kepada kreditur dari negara-negara yang berseberangan dengan Rusia. Adapun, daftar negaranya akan dirilis dalam 2 hari ke depan.
Pembayaran itu akan dieksekusi jika dilakukan dalam rubel dengan kurs resmi Bank Sentral Rusia.
Para debitur dapat meminta bank Rusia untuk membuat akun khusus "C" berdenominasi rubel atas nama kreditur asing. Adapun kreditur lokal akan dibayar melalui lembaga simpanan Rusia. Aturan ini berlaku untuk transaksi lebih dari 10 juta rubel (US$81.900) per bulan.
Obligasi korporasi Rusia yang berdenominasi mata uang asing anjlok cukup dalam dalam beberapa hari terakhir karena investor mulai khawatir dengan dampak sanksi setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Pemerintah Rusia balik membalas secara dramatis dengan mengurangi akses mata uang asing sehingga membatasi pemegang obligasi untuk menerima pembayaran bunga dan pokok.
Baca Juga
Secara terpisah, lembaga kliring Clearstream dan Euroclear berhenti menerima rubel sebagai mata uang penyelesaian.
Keduanya juga telah mengecualikan semua sekuritas yang diterbitkan oleh entitas Rusia dari semua transaksi layanan pihak ketiga atau triparty, kecuali saluran tradisional yang digunakan untuk melakukan pembayaran kepada pemegang obligasi.
Pada tanggal 2 Maret, Rusia telah melakukan pembayaran kupon 11,2 miliar rubel (US$116,59 juta) untuk obligasi senilai 339 miliar rubel (US$3,53 miliar) yang dikenal sebagai OFZ yang jatuh tempo pada Februari 2024.
Sementara itu, National Settlement Depository Rusia sebagai penerima transaksi telah menghalangi pembayaran pemegang obligasi asing karena perintah bank sentral yang melarang transaksi luar negeri sehingga hal itu memicu perdebatan apakah surat utang gagal bayar atau tidak.
Sejumlah perusahaan Rusia yang obligasinya akan segera jatuh tempo di antaranya adalah penghasil minyak Rosneft PJSC senilai US$2 miliar dan produsen gas negara Gazprom PJSC senilai US$1,3 miliar.