Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengusulkan untuk memberikan relaksasi terhadap negara pemasok gandum yang Surat Keputusan (SK) Registrasi Laboratorium Pengujian Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) dan Pengakuan Sistem Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan akan berakhir atau dalam proses perpanjangan pada tahun ini.
Direktur Jenderal Agro Kemenperin Putu Juli mengatakan sejumlah negara pemasok gandum yang SK-nya bakal berakhir atau dalam proses perpanjangan pada tahun ini seperti India, Pakistan, Rumania, Bulgaria dan Lithuania. Langkah itu dilakukan untuk tetap menjaga pasokan gandum dalam negeri tetap terkendali di tengah melonjaknya harga akibat perang Rusia-Ukraina.
“Kementerian Perindustrian akan mengusulkan ke Kementerian Pertanian untuk memberikan relaksasi terhadap negara pemasok gandum untuk tetap dapat memasukkan gandumnya ke Indonesia, sampai ketersediaan gandum dunia kembali normal,” kata Putu melalui pesan WhatsApp, Minggu (6/3/2022).
Putu mengatakan stok gandum nasional saat ini sekitar 2 juta ton yang dapat bertahan hingga April 2022. Di sisi lain, perang Rusia-Ukraina telah berdampak pada meningkatnya harga dan pasokan gandum di dalam negeri.
Dia mengatakan Kemenperin bakal meningkatkan pembelian gandum dari sejumlah negara yang sudah menjadi pemasok ke perusahaan tepung terigu di dalam negeri seperti Australia, Argentina, Kanada, Amerika Serikat dan India.
“Sembari mencari sumber pembelian gandum dari negara lain yang belum pernah memasok gandum ke Indonesia,” kata dia.
Baca Juga
Berdasarkan catatan Kemenperin, kebutuhan gandum untuk industri pada tahun ini mencapai 11,1 juta ton untuk bahan baku tepung terigu yang belakangan bakal diolah menjadi bahan makanan. Dari total kebutuhan gandum tersebut, sekitar 2,8 juta ton dipenuhi dari Ukraina atau 25,2 persen dari total kebutuhan dan dari Rusia sebesar 2.900 ton.
Negara pemasok gandum lainnya ke Indonesia diantaranya Australia sebesar 4,6 juta ton, Kanada 1,9 juta ton, Argentina 606 ribu ton, Amerika 447 ribu ton, dan India 318 ribu ton.
“Pembatasan perjalanan masuk yang diterapkan oleh beberapa negara sebagai dampak pandemi Covid-19 yang masih berlangsung sampai saat ini menjadi kendala untuk melakukan audit atau verifikasi ke negara yang akan memasok gandum,” kata dia.
Sementara itu, International Grains Council (IGC) Market Indicator melaporkan harga gandum di pasar dunia sudah mencapai US$335 per ton pada Maret 2022 atau mengalami kenaikan sebesar 46 persen jika dibandingkan dengan posisi tahun lalu di angka US$229 per ton.
Pada awal tahun ini, IGC Market Indicator melaporkan perang Rusia-Ukraina yang belakangan menimbulkan ketegangan di Laut Hitam turut menjadi faktor kenaikan harga gandum di pasar dunia. Ketegangan di Laut Hitam itu mengungkit sub-indeks gandum sebesar 12 persen w/w hampir mendekati puncak selama 14 tahun terakhir.
Berdasarkan data Badan Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO), produksi gandum 2020 mencapai 760 juta ton yang dipasok lebih dari 100 negara.
Adapun sepuluh negara terbesar penghasil gandum adalah:
- China (134 juta ton)
- India (107 juta ton)
- Russia (85 juta ton)
- Amerika Serikat (49 juta ton)
- Canada (35 juta ton)
- Prancis ( 30 juta ton)
- Pakistan (25 juta ton)
- Ukraina (24 juta ton)
- Jerman (22 juta ton)
- 10. Turki (20 juta ton)