Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Emiten Tambang Rusia Mental dari Indeks FTSE 100

Sebagaimana diketahui, AS dan Uni Eropa telah menghantam Rusia dengan gelombang sanksi terhadap sejumlah individu, perusahaan, dan institusi, yang mendorong aksi jual saham yang terkait dengan Rusia.
Bursa Efek London - London Stock Exchange. /Blomberg
Bursa Efek London - London Stock Exchange. /Blomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Dua emiten pertambangan Rusia terusir dari Indeks FTSE 100, setelah Vladimir Putin memutusukan melakukan invasi ke Ukraina.

Perusahaan baja Evraz Plc dan penambang emas Polymetal International Plc akan dihapus dari indeks blue chip Inggris tersebt pada 21 Maret 2022, kata FTSE Russell dari London Stock Exchange Group Plc dalam sebuah pernyataan, mengutip Bloomberg, Kamis (3/3/2022).

Sebagaimana diketahui, AS dan Uni Eropa telah menghantam Rusia dengan gelombang sanksi terhadap sejumlah individu, perusahaan, dan institusi, yang mendorong aksi jual saham yang terkait dengan Rusia. Evraz tercatat merosot 79 persen sejak awal pekan lalu, sementara saham Polymetal telah anjlok 74 persen. Kedua penambang menyumbang kurang dari 0,1 persen dari total indeks.

“Setelah Rusia menginvasi Ukraina dan kemudian sanksi ketat dijatuhkan ke Moskow, nasib penambang yang berfokus pada Rusia Evraz dan Polymetal International telah berbalik secara dramatis,” kata Susannah Streeter, seorang analis di Hargreaves Lansdown Plc.

Sementara itu, produsen emas Endeavour Mining Plc, yang memiliki dan mengoperasikan tambang di Afrika barat, bergabung dengan indeks bersama dengan pembuat dapur Howden Joinery Plc.

Bloomberg juga melaporkan bahwa harapan maskapai murah EasyJet Plc untuk naik ke level kapitalisasi besar telah pupus karena harga sahamnya turun. Hal ini dilanda kekhawatiran yang meningkat tentang biaya bahan bakar, larangan perjalanan yang berasal dari perang dan dampak yang lebih luas dari perang Rusia dengan Ukraina terhadap bisnis pariwisata.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Khadafi
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper