Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah kenaikan bahan bakar energi industri terutama gas bumi, industri pulp dan kertas masih bertahan dengan batu bara.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Liana Bratasida mengatakan bahan bakar industri kertas saat ini masih didominasi batu bara, salah satunya karena belum masuk sektor industri penerima harga gas bumi tertentu (HGBT).
"Sektor industri pulp dan kertas belum masuk dalam daftar HGBT, sehingga harga gas yang diterima masih mahal dan juga infrastrukturnya belum tersedia," kata Liana saat dihubungi, Rabu (2/3/2022).
Namun, seperti diketahui, batu bara juga tak lepas dari kenaikan harga yang meroket sejak tahun lalu. Selain itu, Liana mengatakan, pelaku usaha juga terbebani harga-harga bahan baku yang naik ekspansif dan ongkos pengapalan yang belum mereda karena kelangkaan kontainer.
Tahun ini, Liana menargetkan pertumbuhan industri hanya berada di kisaran 2 persen, terutama karena tekanan-tekanan tersebut. Mendukung pertumbuhan dan pemulihan industri di tengah faktor tekanan eksternal, Liana mengatakan mengatakan perlu ada insentif dan kebijakan yang kondusif.
Baca Juga
"Kami harapkan tetap bsa berperan dan berkontribusi terhadap PDB dan ekspor," ujarnya.
Sebelumnya, industri pulp dan kertas diusulkan menjadi salah satu dari 13 sektor tambahan penerima HGBT. Selain pulp dan kertas, industri lain yang diusulkan yakni ban, makanan dan minuman, logam, permesinan, otomotif, karet remah, refraktori, elektronika, plastik fleksibel, farmasi, semen, dan asam amino.