Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan deflasi pada bulan Februari 2022 sebesar 0,02 persen month-to-month (mtm), turun dari posisi inflasi Januari 2022 sebesar 0,56 persen.
Sementara itu, inflasi tahun tahunan dan tahun kalendernya sebesar 2,06 persen year-on-year (yoy) dan 0,54 persen year to date (ytd).
Dari pemantauan BPS di 90 kota, sebanyak 53 kota mengalami deflasi dan 37 mencatatkan inflasi. Adapun, deflasi tertinggi terjadi di kota Tanjung Pandan dan terendah di Palembang dan Palangkaraya. Sementara itu, inflasi tertinggi terjadi di Kupang sebesar 0,65 persen.
"Komoditas penyumbang deflasi terkait minyak goreng, telur ayam ras dan daging ayam ras," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi Jasa BPS Setianto.
Setianto mengungkapkan deflasi dipicu oleh minyak goreng karena adanya aturan Menteri Perdagangan terkait dengan penyesuaian harga eceran tertinggi (HET). Andil deflasinya mencapai 0,18 persen. Sementara itu, telur ayam ras tercatat mengalami deflasi 0,10 persen akibat surplus produksi yang berdampak pada penurunan.
Kemudian, dari catatan BPS, daging ayam ras mencatatkan penurunan harga karena banyaknya pasokan dari hasil produksi.
Baca Juga
Untuk bulan Februari, BI sebelumnya memperkirakan terjadi deflasi secara bulanan. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III Februari 2022, perkembangan harga pada Januari 2022 tetap terkendali dan diperkirakan deflasi -0,10 persen (mtm).
Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Februari 2022 secara tahun kalender sebesar 0,46 persen (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,97 persen (yoy).