Bisnis.com, JAKARTA - Alibaba Group, raksasa e-dagang China, mencatat laba bersihnya mengalami penurunan sebesar 75 persen menjadi US$3 miliar atau sekitar Rp43 triliun pada kuartal terakhir 2021.
Penurunan tersebut lebih buruk dari perkiraan sebelumnya yang hanya turun 60 persen, menurut laporan keuangan Alibaba.
Dikutip dari Antara, penurunan laba bersih tersebut disebabkan oleh meningkatnya persaingan perusahaan berbasis internet di China dan makin ketatnya regulasi pada sektor ekonomi digital, media setempat melaporkan pada Minggu.
Sepanjang 2021, total pendapatan perusahaan e-dagang yang didirikan oleh Jack Ma tersebut mencapai 3US$8,06 miliar (sekitar Rp545,56 triliun).
Namun sepanjang kuartal terakhir 2021, bisnis retail daring di China telah mencapai US$26 miliar (sekitar Rp372,69 triliun) atau naik tujuh persen.
Alibaba Group Holding Ltd. sebelumnya juga dikabarkan menunda IPO untuk Lazada senilai US$1 miliar lantaran gejolak valuasi mal online di Asia Tenggara.
Baca Juga
Dilansir Bloomberg pada Rabu (23/2/2022), raksasa e-commerce China ini awalnya ingin mengamankan pembiayaan untuk Lazada sebagai pendahulu dari perusahaan yang berbasis di Singapura dan melakukan penawaran umum perdana yang potensial, kata orang-orang yang mengetahui masalah ini.
Namun, rencana ini dihentikan untuk saat ini karena belum dibutuhkan. Selain itu, kondisi pasar masih bergejolak, mengingat valuasi menyusut untuk perusahaan teknologi dari New York hingga Hong Kong.
Investor kembali berpaling dari saham teknologi China minggu ini setelah spekulasi bahwa regulator meningkatkan pengawasan terhadap industri.