Bisnis.com, JAKARTA – Mengawali 2022, produsen semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) membukukan pertumbuhan penjualan 6 persen.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan Indocement Oey Marcos mengatakan volume penjualan perseroan berada di angka 1,4 juta ton pada Januari 2022.
"Pencapaian ini lebih tinggi sebesar 6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu," kata Oey kepada Bisni, belum lama ini.
Kenaikan penjualan INTP sejalan dengan peningkatan konsumsi semen domestik pada Januari 2022. Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat konsumsi semen domestik naik 7,6 persen secara year-on-year menjadi 5,28 juta ton pada Januari 2022, dimana serapan di luar Pulau Jawa mengalami pertumbuhan yang ekspansif.
Konsumsi semen di Pulau Jawa pada bulan lalu justru turun 1 persen menjadi 2,7 juta ton. Penurunan di Pulau Jawa pada Januari 2022 melanjutkan koreksi angka konsumsi pada Desember 2021 sebesar 1,7 persen.
Sementara itu, utilitas produksi INTP masih berada pada kisaran 50 persen hingga 60 persen. Oey mengatakan oversupply di industri semen masih menahan laju utilitas ke angka maksimal.
Tahun ini, perusahaan membidik pertumbuhan di kisaran 3 persen hingga 4 persen dari capaian tahun lalu sebesar 17 juta ton. Adapun, realisasi penjualan tahun lalu mengalami pertumbuhan sebesar 3 persen.
Oey pun berharap pembangunan infrastruktur untuk ibu kota negara (IKN) bisa menjadi pendorong pertumbuhan konsumsi semen pada 2022.
"Kami berharap optimisme akan berakhirnya pandemi Covid-19 dan juga katalis positif terkait pembangunan IKN dapat menjadi pendorong membaiknya utilitas di tahun ini," ujarnya.
Berdasarkan data ASI, pada bulan lalu, luar Jawa mengalami pertumbuhan konsumsi semen yang ekspansif. Hal ini bisa menjadi indikasi tren konsumsi yang bergeser ke kantong-kantong pembangunan infrastruktur luar Jawa sepanjang tahun ini.
Pertumbuhan serapan tercatat di sejumlah kawasan seperti Sumatera naik 4 persen menjadi 1,14 juta ton, Sulawesi naik 43,7 persen menjadi 0,60 juta ton, Bali dan Nusa Tenggara tumbuh 29 persen menjadi 0,28 juta ton, serta Maluku dan Papua naik 33 persen menjadi 0,2 juta ton. Sehingga total konsumsi dalam negeri pada bulan lalu 5,28 juta ton, naik 7,6 persen dibandingkan Januari tahun lalu.