Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani menilai prospek Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) tahun ini sangat bersinar karena aksesnya masih terbuka lebar.
Hal tersebut bisa terwujud dengan koordinasi berbagai pihak dan pengusaha itu sendiri atau bergantung pada sumber daya manusia (SDM).
Menurut Hariyadi, pemerintah memang sudah melakukan berbagai usaha seperti sosialisasi, pendampingan, insentif fiskal, kredit usaha rakyat (KUR), dan lainnya. Meski demikian, semua kembali lagi ke pelaku UMKM, apakah akan tekun menjalani bisnisnya atau menyerah.
“Tergantung para pelaku UMKM nya itu, kalau mereka tekun ya bisa bersaing, kalo mereka gak serius ya susah, karena saingan e-commerce itu susah,” ujar Hariyadi, Rabu (23/2/2022).
Pasalnya, bukan hanya mengikuti pelatihan, tapi pelaku usaha harus ikut serta dalam meningkatkan kualitas dan membuat produknya lebih menarik. Pelaku usaha harus melakukan inovasi untuk menarik pembeli dan dapat bersaing.
“Prospek untuk UMKM sangat bagus, sudah dapat akses pasar yang banyak, ada bantuan KUR, kalau orang itu memang serius dan tekun, pasti bisa,” ujarnya.
Sementara itu, ekonom Bhima Yudhistira Adhinegara melihat adanya faktor krusial bagi UMKM yang merambah di e-commerce. Banyaknya SDM yang belum melek teknologi sehingga pemanfaatan digital market place belum maksimal.
“Sebagain besar UMKM kita basisnya bisnis keluarga dan generasi X maupun baby boomers cukup mendominasi. Jadi mereka kekurangan SDM yang melek digital,” ujarnya.
Menurut Bhima, generasi tersebut lebih memilih usaha secara tradisional karena dana dari pembeli pun langsung masuk ke kantong mereka. Mengingat, jika menggunakan media digital, akan ada potongan yang berlaku.
Selain itu, masalah perlindungan intelektual turut memberikan efek yang cukup besar. Bhima menyayangkan jika ada produk lokal yang ditiru oleh pesaing baik dalam maupun luar negeri.
“Masalah perlindungan intelektual, dia tutup ditengah jalan karena produknya dibajak, baik dari pelaku usaha di luar negeri atau sesama pesaingnya dan mereka tidak memiliki perlindungan hak cipta yang memadai,” lanjutnya.
Deputi Koordinasi Bidang Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Rudy Salahuddin optimistis UMKM terus bertumbuh positif pada tahun ini. Berdasarkan data dari Kemenko, sektor perdagangan yang berkaitan erat dengan UMKM mengalami pertumbuhan sebesar 4,65 persen (yoy).
Dia turut menilai bahwa UMKM merupakan kunci utama pemulihan ekonomi karena berperan dalam peningkatan investasi dan ekspor di sektor non migas.
“Para pelaku UMKM adalah critical engine bagi dunia perekonomian mengingat kontribusinya kepada PDB mencapai 60,51 persen dengan kemampuan menyerap tenaga kerja sebanyak 96.9 persen dari total penyerapan tenaga kerja nasional,” ujarnya pada Forwada Virtual Discussion Series 2022, Kamis (24/2/2022).