Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Bahan Pokok pada Februari 2022 Diproyeksi Deflasi 0,10 Persen

Bank Indonesia memprediksi harga bahan pokok pada Februari 2022 akan mengalami deflasi sebesar 0,10 persen.
Pedagang melayani pembeli di pasar Pondok Labu, Jakarta, Kamis (23/4/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Pedagang melayani pembeli di pasar Pondok Labu, Jakarta, Kamis (23/4/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) berdasarkan Survei Pemantauan Harga memperkirakan perkembangan harga pada Februari 2022 akan mengalami deflasi sebesar -0,10 persen secara bulanan (month-to-month/mtm).

Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Februari 2022 secara tahun kalender sebesar adalah sebesar 0,46 persen (year-to-date/ytd). Sementara itu, tingkat inflasi secara tahunan diperkirakan mencapai 1,97 persen (year-on-year/yoy).

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan bahwa penyumbang deflasi terbesar pada Januari 2021 berasal dari kenaikan harga komoditas pangan.

“Penyumbang utama deflasi Februari 2022 sampai dengan minggu kedua yaitu komoditas telur ayam ras sebesar -0,12 persen mtm, minyak goreng sebesar -0,10 persen mtm, daging ayam ras sebesar -0,08 persen mtm, dan cabai rawit sebesar -0,05 persen mtm.

Di samping itu, pemyumbang deflasi lainnya adalah cabai merah, jeruk, angkutan udara, dan bahan bakar rumah tangga (BBRT) masing-masing sebesar -0,01 persen mtm.

Sementara itu, komoditas yang mengalami inflasi yaitu bawang merah sebesar 0,04 persen mtm, tomat dan sabun detergen bubuk/cair masing-masing sebesar 0,02 persen mtm, serta beras dan rokok kretek filter yang masing-masing sebesar 0,01 persen mtm.

Dalam hal ini, Erwin menyampaikan, BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.

BI juga akan terus memperkuat langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper