Bisnis.com, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyiapkan dua pembangkit meningkatkan keandalan pasokan listrik Bali untuk mendukung pelaksanaan KTT G20.
Dua proyek pembangkit yang dimaksud adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid Nusa Penida dan relokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Grati ke Pesanggaran, Bali.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan dalam menghadapi KTT G20 demand listrik di Bali bertambah. Oleh karena itu, PLN melakukan persiapan yang matang, terutama dari sisi pembangkit hingga transmisi, sampai ke venue acara.
Saat ini total daya mampu kelistrikan Bali sebesar 1.322 megawatt (MW). Dengan perkiraan beban puncak saat KTT G20 sebesar 970 MW, maka listrik Bali masih memiki cadangan sebesar 341,1 MW atau 25,9 persen.
"Saat ini 770 MW saat KTT G20 akan naik menjadi 970 MW. Sistem aman, tapi belum benar-benar aman untuk itu kami relokasi dua unit PLTG berkapasitas total 200 MW dan PLTS Hybrid berkapasitas 3,5 MW. Kami berharap dengan kehadiran dua pembangkit ini bakal makin memperkuat pasokan listrik Bali," ujar Darmawan, dalam keterangan resmi, Jumat (18/2/2022).
PLTS Hybrid Nusa Penida akan dibangun di atas lahan seluas 4,5 hektare (ha) milik PT Indonesia Power (IP) di Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Dengan hadirnya PLTS Hybrid ini nantinya akan turut menurunkan emisi karbon sebesar 3.200 ton CO2 per tahun.
Saat ini, PLTS Hybrid Nusa Penida sudah dalam proses pelelangan umum EPC dan telah memasuki tahap penandatanganan kontrak. Proyek berkapasitas 3,5 MW ini direncanakan beroperasi komersial pada Oktober 2022.
Di sisi lain, proses pekerjaan relokasi PLTG Grati Blok 1 dengan kapasitas 2 X 100 MW ke Pesanggaran direncanakan selesai pada Oktober 2022 untuk unit pertama, dan unit kedua pada 2023.
Proyek ini akan dibangun di atas lahan seluas 1,9 ha milik Pemda Bali dan milik IP. Adapun saat ini progres pekerjaan relokasi tersebut dalam tahap site preparation dan siap dilakukan erection.
Darmawan menjelaskan, kedua pembangkit ini masuk ke dalam program PLN untuk mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dalam rangka memenuhi kebutuhan pasokan tenaga listrik dan mengurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM).
“Proyek ini tidak mungkin terlaksana kalau ini hanyalah inisatifnya dari PLN. Inisatif dari Pak Gubernur Bali dan kami hanya menjalankan,” ujar Darmawan.
Gubernur Bali Wayan Koster mengapresiasi PLN yang memperkuat listrik Pulau Dewata dengan energi ramah lingkungan. Pihaknya berharap agar semua pembangkit listrik di Bali yang menggunakan bahan bakar fosil batu bara segera ditranformasi menggunakan energi bersih.
“Dalam hal ini membuat udara kita bersih, udara bersih itu salah satu sumber polusinya adalah bahan bakar fosil, maka itu hal yang utama adalah pembangkit harus menggunakan energi bersih,” jelas Koster.