Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertama Kali Sejak 2011, Transaksi Berjalan Indonesia Cetak Surplus US$3,3 miliar di 2021

Ini adalah surplus kumulatif pertama sejak 2011. Pada 2011, Indonesia mencatatkan surplus transaksi berjalan hingga US$2,07 miliar. 
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020).  Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia melaporkan transaksi berjalan pada 2021 membukukan surplus sebesar US$3,3 miliar atau 0,3% dari PDB, setelah mencatat defisit pada 2020 sebesar US$4,4 miliar atau 0,4% dari PDB.

Ini adalah surplus kumulatif pertama sejak 2011. Pada 2011, Indonesia mencatatkan surplus transaksi berjalan hingga US$2,07 miliar. 

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mengungkapkan surplus tersebut terutama ditopang oleh pesatnya kinerja ekspor sejalan dengan meningkatnya permintaan dari negara mitra dagang dan tingginya harga komoditas global, di tengah impor yang juga meningkat seiring perbaikan ekonomi domestik.

Pada kuartal IV/2021 transaksi berjalan melanjutkan surplus sebesar US$1,4 miliar (0,4% dari PDB), meskipun lebih rendah dari capaian surplus sebesar US$5,0 miliar (1,7% dari PDB) pada triwulan sebelumnya. 

Menurut BI, surplus transaksi berjalan tersebut didukung oleh surplus neraca perdagangan barang seiring tetap kuatnya kinerja ekspor yang dipengaruhi oleh permintaan global dan akselerasi harga komoditas ekspor, khususnya batu bara. 

Sejalan perbaikan aktivitas ekonomi domestik dan tetap kuatnya ekspor, impor juga tumbuh meningkat sehingga menahan surplus neraca perdagangan barang lebih lanjut. 

"Kinerja transaksi berjalan juga ditopang oleh peningkatan surplus neraca pendapatan sekunder yang disebabkan oleh kenaikan penerimaan hibah Pemerintah di bidang kesehatan untuk penanganan pandemi Covid-19," papar Erwin. 

Di sisi lain, defisit neraca jasa meningkat terutama akibat melebarnya defisit jasa transportasi sejalan dengan peningkatan pembayaran jasa freight impor barang. Sementara itu, defisit neraca pendapatan primer meningkat seiring dengan perbaikan kinerja korporasi pada periode laporan.

Selain itu, secara kumulatif, transaksi modal dan finansial pada 2021 juga membukukan surplus US$11,7 miliar, lebih tinggi dari capaian pada tahun sebelumnya sebesar US$7,9 miliar terutama ditopang oleh investasi langsung dan investasi portofolio.

Ke depan, Erwin menegaskan Bank Indonesia senantiasa mencermati dinamika perekonomian global yang dapat memengaruhi prospek NPI dan terus memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas perekonomian, serta melanjutkan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper