Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DPR Minta Smelter Alumina Antam-Inalum Segera Selesai

Smelter grade alumina refinery (SGAR) Mempawah dengan kapasitas produksi 1 juta ton per tahun ini ditargetkan Commercial Operation Date (COD) pada 2023. 
Suasana lokasi yang dicanangkan untuk pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Desa Bukit Batu, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Kamis (4/4/2019)./ANTARA-Jessica Helena Wuysang
Suasana lokasi yang dicanangkan untuk pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Desa Bukit Batu, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Kamis (4/4/2019)./ANTARA-Jessica Helena Wuysang

Bisnis.com, JAKARTA - Komisi VII DPR RI meminta PT Antam Tbk. dan PT Inalum untuk mempercepat penyelesaian proyek pembangunan smelter grade alumina (SGA) di Mempawah, Kalimantan Barat. 

Ketua Komisi VII Sugeng Suparwoto dalam kesimpulan rapat dengar pendapat bersama MIND ID dan anak usaha meminta holding untuk menyelesaikan segera proyek tersebut demi pemenuhan produk alumina dalam negeri. 

“Komisi VII DPR RI mendorong agar Dirut MIND ID bersama PT Antam Tbk dan PT Inalum untuk mempercepat penyelesaian pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian smelter grade alumina (SGA) di Mempawah, Kalimantan Barat,” katanya di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (16/2/2022). 

Smelter grade alumina refinery (SGAR) Mempawah dengan kapasitas produksi 1 juta ton per tahun ini ditargetkan Commercial Operation Date (COD) pada 2023. 

Sebelumnya dalam catatan Bisnis, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam Anton Herdianto menuturkan hingga semester I/2021 ANTM baru membelanjakan Rp250 miliar-Rp300 miliar dari anggaran modal belanja atau capital expenditure (capex) 2021 sebesar Rp2,4 triliun.  

"Untuk sampai dengan semester I kemarin, kita baru spent sekitar Rp250-Rp300 miliar," jelasnya konferensi pers, Kamis (9/9/2021). 

Dia menjelaskan penyerapan Capex paling besar digunakan untuk menyertakan saham di proyek SGAR. Dalam proyek tersebut, Antam menguasai kepemilikan saham 40 persen dan Inalum 60 persen. Dari kepemilikan ini, Antam menggelontorkan dana sebesar US$890 juta.

Adapun keberadaan smelter ini akan memperbesar porsi serapan bauksit di dalam negeri. Dalam proses pengolahannya, bauksit dapat diolah menjadi alumina. Hasil olahan ini kemudian dapat dimurnikan kembali hingga menjadi aluminium. 

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat bahwa cadangan bauksit Indonesia sekitar 4 persen atau 1,2 miliar ton dari total cadangan global yakni 30,3 miliar ton.

Angka ini sudah cukup menempatkan Indonesia sebagai negara dengan cadangan bauksit terbesar keenam di dunia. Negara lainnya adalah Guinea 24 persen, Australia 20 persen, Vietnam 12 persen, Brazil 9 persen serta Jamaica 7 persen. 

Cadangan bauksit di dalam negeri juga diperkirakan akan habis sekitar 92 tahun ke depan dengan mempertimbangkan tidak ada penambahan smelter baru sejak 2020. 

Presiden Joko Widodo akhir tahun lalu telah menyampaikan akan melakukan penghentian ekspor bauksit mulai akhir 2022. Langkah ini diambil pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah hasil sumber daya dalam negeri. 

“Akan kita lanjutkan untuk setop ekspor bahan mentah bauksit dan selanjutnya tembaga, selanjutnya emas, selanjutnya timah,” kata Presiden, Senin (27/12/2022). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper