Bisnis.com, JAKARTA - Hortikultura menjadi produk pertanian yang memiliki nilai strategis di Indonesia. Data yang akurat dan komprehensif merupakan kebutuhan yang sangat krusial di sektor ini.
Untuk itu Kementerian Pertanian meluncurkan Satu Data Statistik Pertanian Hortikultura. Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, satu data statistik menciptakan ketepatan dalam hal penyusunan perencanaan.
“Data itu sebagai sumber informasi yang sangat penting. Data yang reliabel menjadi basis ketepatan implementasi kebijakan hingga aspek evaluasi. Jika kita memiliki data yang salah maka perencanaan akan salah dan hasilnya juga akan tidak sesuai,” kata Mentan seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu (16/2/2022).
Ketersediaan data pertanian selama ini, lanjut Syahrul telah menjadi dasar bagi dirinya untuk menentukan arah dan kebijakan pertanian terutama menghadapi tantangan pandemi Covid 19.
Kondisi ini, sambung Syahrul, menjadikan kebijakan ketersediaan pangan dan kontribusi pertanian terhadap pemulihan ekonomi menjadi sangat vital. Melalui data yang valid, pengambilan kebijakan bisa tepat guna.
“Dua tahun ini hanya pertanian yang mampu berkontribusi positif bagi perekonomian, data menunjukan bahwa sektor ini terus tumbuh, ekspor pertanian di 2021, mencapai Rp625,04 triliun, meningkat 38,68 persen jika dibandingkan tahun 2020,” kata Mentan Syahrul.
Baca Juga
Indikator kesejahteraan petani dalam catatan Kementerian Pertanian juga terus meningkat hingga Januari 2022. Saat ini pemutakhiran data pertanian khususnya di subsektor hortikultura akan dilakukan bersama Badan Pusat Statistik (BPS).
Selain kolaborasi dan sinergi antar kelembagaan, kementerian akan memaksimalkan penggunaan teknologi digital agar data-data tersebut dapat diakses secara cepat dan mudah.
“Data itu tidak boleh bersifat asumsi, harus faktual, data adalah fakta, sumber dan bukti dari kenyataan yang ada di lapangan, dengan teknologi digital kita bisa dengan cepat mengetahui dimana titik bias, percepat koreksi dan segalanya” jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto mengatakan di tengah tantangan dan berbagai disrupsi akibat Covid 19, sektor pertanian mampu menjadi sektor yang tangguh dan berkontribusi positif pada perekonomian negara.
“Dalam kegiatan perekonomian, sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting. Hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 13,28 persen pada tahun 2021 atau merupakan urutan kedua setelah sektor industri pengolahan sebesar 19,25 persen,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan pertanian mengalami pertumbuhan sepanjang tahun 2021 yaitu sebesar 1,84 persen. Pertumbuhan tersebut tidak lepas dari meningkatnya produksi hortikultura seperti pisang sebesar 6,00 persen, durian sebesar 21,25 persen dan nanas sebesar 19,50 persen.
“Usaha hortikultura ini telah menjadi sumber pendapatan dan penghidupan petani dan pelaku usaha yang memberikan kontribusi positif terhadap indikator ekonomi makro,” ungkapnya.