Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Indonesia di G20: Ada Dua Kunci untuk Bisa Recover Stronger

Sebagai bagian dari Presidensi G20, BI berupaya mendorong pembahasan agenda prioritas yang penting bagi kepentingan nasional dan relevan dengan kepentingan berbagai negara berkembang.
Logo Presidensi G20 Indonesia 2022 terpajang di Bundaran HI, Jakarta, Jumat (21/1/2022). /Antara Foto-Sigid Kurniawan-aww. rn
Logo Presidensi G20 Indonesia 2022 terpajang di Bundaran HI, Jakarta, Jumat (21/1/2022). /Antara Foto-Sigid Kurniawan-aww. rn

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia mengusung tema Recover Together, Recover Stronger dalam Presidensi G20 tahun 2022 di Indonesia.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Internasional Bank Indonesia (BI) Rudy Brando Hutabarat mengatakan untuk dapat recover stronger, tentu dibutuhkan terobosan yaitu meningkatkan produktivitas dan lebih efisien.

Bank Indonesia memandang, beberapa terobosan di dalam enam agenda, yakni exit strategy to support recovery, addressing scarring effect to secure future growth, payment system in digital era, sustainable finance, digital financial inclusion, dan international taxation perlu untuk dikedepankan.

Pertama, digital inclusion yang merupakan upaya untuk meningkatkan akses keuangan melalui pemanfaatan teknologi informasi pada kaum rentan seperti perempuan, pemuda, dan UMKM yang selama ini menghadapi hambatan dalam mendapatkan akses atau layanan dari lembaga keuangan.

Kemudian di Presidensi G20, juga akan dijajaki mengenai keuangan digital dan transaksi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

"Kalau kita lihat peran BI, bank sentral mendorong pemulihan ekonomi terutama dalam perumusan kebijakan makro-finansial dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata Rudy dalam Media Briefing Persiapan 2nd FCBD dan 1st FMCBG G20, Senin (14/2/2022).

Dalam hal ini, sebagai bagian dari Presidensi G20, BI berupaya mendorong pembahasan agenda prioritas yang penting bagi kepentingan nasional dan relevan dengan kepentingan berbagai negara berkembang.

Sehingga, kepemimpinan Indonesia tidak hanya berbicara mengenai Indonesia saja, tetapi juga relevan dengan negara-negara berkembang.

Misalnya, mengenai bagaimana melindungi negara-negara berkembang dari efek limpahan (spillovers) yang ditimbulkan oleh normalisasi kebijakan di negara-negara maju, karena perbedaan laju perkembangan pandemi dan pemulihan ekonomi.

Selanjutnya, BI mendorong diskusi untuk membantu berbagai sektor yang paling terdampak oleh pandemi melalui penguatan efisiensi dan produktivitas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Dalam hal tersebut, Rudy mengatakan bahwa diskusi ini mencakup bagaimana negara G20 mengatasi scarring effect (efek berkelanjutan) pada sektor keuangan.

BI juga memprioritaskan pembahasan prinsip-prinsip pengembangan uang digital yang diterbitkan oleh bank sentral (Central Bank Digital Currency) serta bagaimana memperkuat pembayaran lintas negara secara lebih cepat, murah dan aman.

Di tengah laju perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat, perluasan inklusi keuangan melalui pemanfaatan digitalisasi ekonomi dan keuangan juga menjadi agenda prioritas BI.

"Karena memang menurut kami, digitalisasi ini memang merupakan game changer. Pandemi ini mengajarkan kita untuk bagaimana menggunakan digitalisasi. Nah ini yang perlu kita cermati, bagaimana kita boleh mengkapitalisasi digitalisasi ini untuk kembali lagi ekonomi recover stronger," katanya.

Di luar agenda prioritas, BI berupaya mendorong diskusi berbagai agenda warisan terkait pemantauan arus modal dan kerangka bauran kebijakan dalam pengambilan kebijakan untuk mendorong pemulihan. Pembahasan penggunaan mata uang lokal dalam perdagangan dan pembiayaan juga menjadi agenda yang penting bagi BI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper