Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masuk Pokja G20, Menperin Dorong Ekonomi Sirkular 

Kementerian Perindustrian akan mengedepankan pembahasan ekonomi sirkular i dalam wadah Trade and Investment Working Group (TIWG).
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan sambutan saat Bisnis Indonesia Award (BIA) 2021 di Jakarta, Rabu (15/9/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan sambutan saat Bisnis Indonesia Award (BIA) 2021 di Jakarta, Rabu (15/9/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Isu industri untuk pertama kalinya masuk dalam kelompok kerja G20 yang sebelumnya hanya mencakup perdagangan dan investasi dalam wadah Trade and Investment Working Group (TIWG), kini menjadi Trade, Investment and Industry Working Group (TIIWG).

Pada salah satu pilar pembahasannya tentang transisi energi, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan akan mendorong penerapan ekonomi sirkular di antara anggota G20.

"Industri hijau ini bisa kita kelola dengan pemikiran besar yang disebut sirkular ekonomi. Itu salah satu cara kami mendorong industri hijau bisa berkembang lebih cepat di negara-negara G20," kata Agus dalam konferensi pers virtual, Selasa (8/2/2022).

Penerapan industri hijau dan transisi energi juga bertalian erat dengan transformasi digital yang berdampak pada efisiensi penggunaan bahan baku, sumber daya, dan energi.  

Agus melanjutkan pihaknya juga sedang merumuskan inisiatif kebijakan bernama green mobility yang mengatur konsumsi energi bukan hanya pada kendaraan roda empat dan dua, tetapi juga alat transportasi lain berbasis emisi karbon.

Selain transisi energi dan transformasi digital, Kemenperin juga mengangkat arsitektur kesehatan dunia sebagai isu yang dibahas dalam TIIWG G20 2022.

Seperti diketahui, distribusi vaksin yang tidak merata masih menjadi ganjalan bagi pemulihan ekonomi dan industri dunia. Hal itu terindikasi dari besarnya jumlah stok vaksin negara-negara maju dan rendahnya vaksinasi di negara-negara miskin terutama di Afrika.

"Kami akan dobrak fairness tersebut melalui akses terhadap teknologi dan akses terhadap bahan baku obat itu sendiri," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper