Bisnis.com, JAKARTA - Arab Saudi menaikkan harga minyak bagi pelanggan di Asia, Amerika Serikat, dan Eropa setelah kenaikan harga minyak tembus US$95 per barel.
Dilansir Bloomberg, pada Sabtu (5/2/2022), perusahaan minyak BUMN Saudi Aramco meningkatkan standar bagi pasar Asia pada Maret.
Perusahaan menaikkan nilai minyak Arab Light di kawasan tersebut hingga 60 sen dolar AS dari Februari menjadi US$2,8 per barel di atas benchmark yang digunakan. Hal ini sesuai dengan perkiraan para trader.
Nilai Asia lainnya melonjak antara 40 dan 70 sen per barel. Harga AS naik 30 sen.
Minyak brent meningkat sekitar 20 persen pada 2022 menjadi lebih dari US$9 per barel. Kenaikan tersebut terjadi seiring dengan masih kuatnya konsumsi global meskipun varian omicron membayangi.
Ditambah lagi, cadangan minyak mulai berkurang pada tahun lalu sehingga banyak produsen utama menambah produksinya.
Keputusan Aramco dilakukan beberapa hari setelah negara OPEC+ memilih untuk meningkatkan produksi minyak mentah hariannya sebesar 400.000 barel per hari bulan depan.
Banyak analis energi meragukan kelompok yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia tersebut akan menambahkan produksi sebesar itu ke pasar karena masalah pasokan di antara beberapa anggotanya.
Saudi Aramco adalah eksportir minyak terbesar di dunia. Lebih dari 60 persen pengapalan dilakukan ke Asia, dimana China, Jepang, Korea Selatan dan India menjadi konsumen terbesar. Biasanya negara di Timur Tengah akan menyesuaikan harganya ketika ada kenaikan di Aramco.