Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan tren bekerja dengan skema hybrid working yang terjadi akibat pandemi Covid-19 membuat kebutuhan ruang kantor semakin berkurang. Tren tersebut juga memengaruhi konsumsi energi dan biaya lainnya yang dikeluarkan perkantoran.
Head of Facilities Management Colliers Indonesia Christina Ng mengatakan, saat ini sejumlah perusahaan telah menerapkan kebijakan return to office yang mewajibkan pekerja untuk bekerja dari kantor dengan sejumlah aturan dan ketentuan tertentu.
“Setelah perusahaan menerapkan return to office, konsep hybrid working mulai diberlakukan secara luas oleh berbagai perusahaan,” ujarnya dalam laporan Market Insights Implikasi Hybrid Working dalam Pengelolaan Gedung Kantor dan Ruang Kerja pada Kamis (3/2/2022).
Dia menuturkan, kebijakan hybrid working membuat permintaan terhadap ruang kantor semakin berkurang. Kebijakan itu pun membuat konsumsi energi dan biaya lain yang biasa dikeluarkan perkantoran menjadi berkurang.
Efisiensi dari hal tersebut, kata dia, kemudian dapat dialokasikan untuk hal-hal yang lebih berkualitas untuk meningkatkan kinerja para karyawan.
Menurutnya, perkembangan hybrid working juga mendorong terciptanya standar ruang kerja baru yang lebih baik, bukan hanya untuk karyawan yang bekerja di kantor, tetapi juga bagi karyawan yang bekerja di rumah.
“Selain energi atau sustainability, aspek kesehatan juga penting untuk tetap diperhatikan, sehingga properti yang menawarkan solusi yang lebih baik akan memiliki lebih banyak peluang dan keunggulan kompetitif di pasar,” ujarnya.
Menurutnya, perusahaan tetap harus memastikan protokol kesehatan dijalankan dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.