Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menjabarkan sejumlah alasan dibalik perlunya revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma (HLP).
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan kondisi landasan bandara berkode HLP ini sudah sangat minim atau optimalisasinya hanya 44 persen. Menurutnya, apabila kondisi ini terus berlanjut hingga tahun depan, maka menjadi problematis.
Tak hanya soal kurang primanya kondisi landasan pacu atau runway, HLP juga tak memiliki sistem tata air yang baik. Kemenhub pun telah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk membuat pengelolaan air di sekitar bandara Halim Perdanakusuma. Proses pengerjaan pun tengah berlangsung.
“Insyaallah runway bisa 3-4 bulan tapi untuk terminal VVIP memakan waktu lebih dari 6 bulan. Kami selalu koordinasi dengan Kemenkeu dan Kemenhaan melaksanakan itu,” ujarnya dikutip, Kamis (26/1/2022).
Secara rinci, Menhub menjabarkan ruang lingkup dari revitalisasi bandara HLP. Pertama meliputi penyehatan runway dan landas hubung (taxiway). Kemudian peningkatan kapasitas landas parkir atau apron pesawat udara Naratetama dan Naratama. Selanjutnya, renovasi gedung Naratama dan Naratetama.
Tak hanya itu pula, tetapi juga renovasi bangunan operasi, perbaikan sistem drainase dan dalam bandar udara.
Baca Juga
Adapun, dengan mulai ditutupnya operasi bandara HLP sementara mulai 26 Januari 2022, pergerakan pesawat akan dialihkan ke Bandara Soekarno – Hatta. Budi Karya memastikan kegiatan operasi di Soetta bisa menggantikan kegiatan penerbangan di Halim secara sementara.
“Pengamatan kami Soetta memiliki kapasitas yang cukup untuk menampung kurang lebih 100 pergerakan dari Halim. Oleh karenanya kami mohon dukungan karena ini akan membuat kita punya dua bandara yang penting buat Ibu Kota,” imbuhnya.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin juga mengatakan Bandara Soekarno-Hatta mengoptimalkan parking stand yang ada untuk menerima kepindahan pesawat dari Bandara Halim Perdanakusuma.
“Bandara Soekarno-Hatta memiliki parking stand yang bisa untuk memarkir hingga 270 unit pesawat, sehingga kapasitas sangat siap untuk menerima kepindahan pesawat dari Bandara Halim Perdanakusuma," jelasnya.
Lebih lanjut, Muhammad Awaluddin mengatakan koordinasi dengan maskapai tentunya sudah dilakukan terkait penempatan pesawat dan juga terminal penumpang pesawat. Melalui perpindahan pesawat ini, Bandara Soekarno-Hatta dapat mendukung revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma sekaligus memastikan konektivitas penerbangan nasional tetap terjaga.
Saat ini, seluruh pesawat komersial yang dioperasikan maskapai niaga berjadwal dan tidak berjadwal total sebanyak 67 unit pesawat telah dipindahkan secara bertahap pada 22-25 Januari 2022 ke bandara penerima (recipient) sesuai skenario yang disusun tim Operation Readiness and Airport Transfer (ORAT) bersama stakeholder terkait antara lain Kementerian Perhubungan, Otoritas Bandara Wilayah I, AirNav Indonesia dan maskapai.
Adapun bandara yang paling banyak menerima perpindahan pesawat maskapai niaga berjadwal dan tidak berjadwal dari Bandara Halim Perdanakusuma adalah Bandara Soekarno-Hatta, yaitu sebanyak 7 unit pesawat maskapai niaga berjadwal dan 42 unit pesawat maskapai niaga tidak berjadwal.