Bisnis.com, JAKARTA — Investasi di industri manufaktur sepanjang 2021 menembus angka Rp325,4 triliun, tumbuh 35,1 persen dibandingkan capaian 2020 sebesar Rp272,9 triliun.
Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Investasi/Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM), Kamis (27/1/2022), capaian tersebut terdiri atas penanaman modal dalam negeri (PMDN) sbeesar Rp94,7 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar US$15,8 miliar.
Sementara itu, berdasarkan sektor industrinya, investasi di logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya, mencatatkan total investasi tertinggi sebesar Rp117,5 triliun dengan pertumbuhan 13 persen.
Capaian tersebut diikuti dengan sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran Rp117,4 triliun, transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp107,4 triliun, listrik, gas dan air sebesar Rp81,6 triliun dan pertambangan Rp81,2 triliun.
"Industri logam dasar tetap menjadi nomor satu Rp117,5 triliun diikuti perumahan dan kawasan industri," kata Menteri Investasi/Kepala BPKM Bahlil Lahadalia, Kamis (27/1/2022).
Sementara itu, peringkat pertama PMDN tahun lalu dicapai oleh sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran sebesar Rp85,5 triliun. Sedangkan untuk PMA, peringkat pertama diraih sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar U$7,0 miliar.
Sebelumnya, target capaian investasi di industri manufaktur pada tahun lalu yakni Rp280 triliun. Dengan demikian, capaian Rp325,4 triliun pada tahun lalu telah melampaui target Kemenperin.
Adapun pada tahun ini, total investasi diproyeksikan berada di kisaran Rp300 triliun hingga Rp310 triliun.