Bisnis.com, JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ada peningkatan kerugian ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Menurut perhitungan IMF, pandemi ini akan merugikan ekonomi global US$12,5 triliun atau Rp178.750 triliun (kurs Rp14.300/US$) hingga 2024.
Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Financial Times bahwa gangguan rantai pasokan, inflasi, dan kebijakan moneter yang lebih ketat bak 'membuang air dingin' pada pemulihan di seluruh dunia.
Dikutip dari Channel News Asia, dia mengatakan kesenjangan besar dalam tingkat vaksin Covid-19 dan perbedaan yang melebar secara keseluruhan antara kaya dan miskin yang disebabkan oleh pandemi, bersama dengan hilangnya pembelajaran dan peningkatan dampak gender, akan menyebabkan lebih banyak protes, ketegangan, dan ketidakamanan.
IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2022 akan mencapai 4,9 persen.
Saat itu, Georgiva mengatakan kemunculan omicron menjadi akar dari masalah, ditambah kemampuan satu negara dengan yang lain untuk pulih sangat berbeda.
Baca Juga
"Sepertinya kami akan melihat penurunan pada proyeksi [yang dirilis] Oktober untuk pertumbuhan global. [Strain virus corona yang baru] sangat cepat bisa mengurangi kepercayaan diri," kata Direktur Pelaksana IMF tersebut.